Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Penulis - Author | Entrepreneur | Youtuber

Asrul Sani Abu, S.E., M.M. Lahir pada tanggal 08 Juli 1973. Di kota Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia. Seorang penulis buku dan pendiri perusahaan PT. Tjorauleng Maega Berkah yang bergerak di bidang jasa angkutan transportasi truk tanki kontainer dan properti. Buku-buku yang telah diterbitkan diantaranya:  1. Manajemen Kebahagiaan 2. Buku novel: Ayat Cinta Sang Pujangga 3. Buku The Masterpiece of Love and Life. 4. Buku sajak: Bukan Syair Biasa. 5. Buku puisi: Sang Wali 6. Buku novel: From Sydney to Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Biarkan Mentari Menangis

25 November 2020   13:56 Diperbarui: 25 November 2020   14:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN BIARKAN MENTARI MENANGIS.

Jangan biarkan mentari menangis.
Hingga cahaya sucinya tertutupi.

Hanya ada jalan gelap dan asap tebal yang menggoda iman.

Jangan biarkan mentari menangis
Takluk tersungkur karena tak menemukan cintanya lagi.

Hanya ada gemuruh petir menyambar dan hujan turun dengan derasnya.

Ketika mentari tertutupi awan hitam
Dia tak lagi menampakkan sinarnya.
Hanya ada curahan hujan air mata
Menetes deras hingga ke ujung dunianya.

Jiwa yang suci menanti cintanya yang juga suci.
Dia yang berasal bukan dari bumi.
Dari langit yang jauh tak terlampaui.

Dia memberi air mata dan juga hujan
Untuk membasuh noda dalam setiap dosa
Menghapus debu yang menutupi cahaya.
Hingga sang rembulan kembali memantulkan cahayanya.

Dan
Ketika mentari mulai bersinar lagi
Awan hitam yang kelam tergantikan dengan awan yang putih nan bersih.

Bagai sepasang kekasih
Yang menemukan kembali cintanya yang suci.

Hingga seluruh langit bergembira penuh pelangi
Merayakan pesta sejati karena telah menemukan dua hati yang diselimuti cinta murni sepasang kekasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun