Mohon tunggu...
Thisisasror
Thisisasror Mohon Tunggu... Nelayan - Am a Moslem

Buwun Mas,Lombok-Nusa Tenggara Barat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden seperti Aktor Drama Korea

10 Juli 2020   14:50 Diperbarui: 10 Juli 2020   14:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat hirup-pikuk perpolitikan di Indonesia akhir-akhir ini membuat badan saya gatel-gatel dan gersang. bukan apa-apa, tapi sebagai warga negara yang baik tentu saya mencoba menelaah, meraba, dan mempertanyakan sebetulnya ada apa ? selain itu, viral nya pidato Presiden Joko Widodo saat rapat kabinet dengan kemarahan pada tanggal 18 Juni, lalu di upload sepuluh hari kemudian itu membuat pertanyaan saya sedikit terjawab, memang benar ada yang janggal akhir-akhir ini. 

Kemarahan yang diperlihatkan presiden dengan notasi nada yang tidak biasanya, mimik muka, dan kesiapan teks yang dibaca sangat mungkin jika keresahan yang selama ini saya pendam, bahkan mungkin kalian semua yang selama ini dipendam juga akhirnya muncul pula ke permukaan. 

Kemarahan presiden menggambarkan bahwa banyak terjadi permasalahan, lebih-lebih sekarang ini kita sedang berada di masa krisis, pandemi mengancam, ekonomi defisit dan banyak lagi problematika lainnya. Namun, alangkah lebih baiknya kita mampu melihat jalan terang yang tertutup tabir-tabir kepalsuan. karna jika kita tidak mampu menyelsaikan masalah atau memberi solusi, maka paling tidak kita tidak ikut memperkeruh suasana dan menjadi bagian dari masalah-masalah yang baru. 

Pertanyaan yang belum terjawab ialah, Sebetulnya ada apa ? Saya mencoba melihat jalan terang yang sudah dikemukakan di atas, bahwa adanya akibat tentu di awalai dengan sebab. melalui banyak persfektif para elit politik,  intelektual terkemuka, dan para akademisi yang kita dengar saban hari tentu menjadikan kita sedikit open minded (berfikiri terbuka ), dan mampu melihat suatu permasalahan dari berbagai macam sudut pandang, termasuk dalam kasus akhir-akhir ini. 

Hampir 7 tahun sudah sang pengusaha mebel berkuasa, periode pertama dimulai pada tahun 2014-2019, dan kembali memenangkan pertarungan kedua dan akan lanjut berkuasa lima tahun lagi. 

Dengan kesederhanaanya, mengenakan baju putih, sepatu kate, dan badan cungkring serta bicara yang santai dan agak lunglai membuat kita terpesona. oh ya, juga sering masuk gorong-gorong hampir lupa padahal ini yang paling menonjol. tidak takut kotor, merakyat, dan suka blusukan. 

Melihat fakta di atas pernah suatu hari saya berdiskusi dengan teman sebaya say waktu di kantin Bi Sumi tepat belakang kos-kosan. dengan percaya diri saya sampaikan bahwa tidak ada presiden sesederhana Pak De Jokowi dodo, ini bukti bahwa dialah calon pemimpin yang akan memakmurkan bangsa kita Indonesia, ujar saya pada temen setongkrongan. Mereka diam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. 

Saya tanya, kamu kenapa tertawa bro ? dia jawab, apa mungkin pengusaha mebel jadi presiden ? biyaya politik saat ini mahal ujarnya, nggk mungkin bro ! Saya geleng-geleng, bener juga ya. tapi ah, saya kan fans fanatiknya pak de, bodo amat pokoknya cocok memimpin. 

Kisah dialog saya dan teman sebaya saya itu menjadikan pelajaran penting bahwa memang benar, jangan pernah tertipu daya dengan gaya penampilan saja, cover dan bahasanya sebelum melihat sebener-benarnya, disini kata hati berfungsi. 

Citra baik, sederhana yang dibangun bertahun-tahun kini hanya menjadi cerita lucu, dan lawakan banyak komedian tanah air. bayangkan saja dalam pertemuan-pertemuan bilateral di eropa, presdien kita justru bikin ketawa, marwah macan asia konon dulu julukannya hilang sekejap. 

Lucu ia, penting ia, tapi ada tempat dan porsinya. itu yang benar ! dalam memimpin negara sebesar Indonesia, presiden harus memiliki legitimasi yang kuat, dan kepribadian yang mampu menarik mata setiap yang ,eihatnya, bukan hanya soal citra yang di buat buat. maknya saya sebut Aktor drama Korea karna pada ujungnya saya menangis melihat Indonesia yang semakin hari semakin memprihatinkan.

 GUS ASROR 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun