Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muslim Bersatu Tanpa Pemimpin

8 November 2011   01:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:56 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau kita melihat umat muslim seluruh dunia yang bersama-sama datang berkumpul dipadang Arafah untuk menunaikan ibadah haji mereka duduk bersama dan tidak mengenal adanya  perbedaan dalam warna kulit, bangsa, apakah kaya atau miskin semua melakukan wukuf dengan pakaian yang sama yaitu berwarna putih. hal inilah rupanya yang memberi inspirasi pada orang-orang atau kelompok tertentu sehingga berfikir untuk mendirikan negara atau Khilafah dalam satu ciri yaitu negara Islam.

Adanya keinginan mendirikan satu khilafah atau satu negara muslim dunia dibawah satu pemimpin dengan harapan untuk mempernudah pelaksanaan syariah mungkin adalah satu mimpi yang terlalu indah. Jika ingin merekrut seorang pimpinan ummat yang dipatuhi oleh umat muslim sedunia rasanya adalah hal yang sangat amat sulit, bahkan hampir mustahil  mengingat berbagai perpecahan dalam Islam sendiri baik yang terpecah akibat perbedaan latar belakang negara dan kebangsaan maupun adanya perbedaan pemahaman dalam hal-hal tertentu.

Adanya faham yang mengizinkan pembunuhan sesama muslim seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Pembunuhan-pembunuhan itu tentunya akan melahirkan dendam yang akan memicu konflik baru dan memperdalam rasa permusuhan global ini kita bisa lihat pada beberapa kejadian pemboman didaerah konflik yang pada umumnya adalah negara muslim.

Kembali ke Tanah air, Jika kita mencoba melihat gambaran persatuan rakyat di Indonesia maka terlihat fenomena yang hampir sama yaitu semua rakyat bersatu dalam semangat kebangsaan tak peduli latar belakang suku, bahasa dan agama, berbagai konflik yang terjadi hampir semua dilatar belakangi oleh provokator dari pihak berkepentingan sehingga tak ada konflik yang bisa berlangsung lama dan masyarakat kemudian kembali kompak bersatu tapi jika kita melihat ke kelompok-kelompok yang berada pada percaturan politik atas atau pada elit politik dan elit agama maka sangat jelas mereka berusaha membuat pembedaan dengan berbagai kriteria dibumbui dengan retorika penyedap sebagai perjuangan untuk kepentingan bangsa.

Para elit tersebut berusaha menarik minat ummat dan rakyat kemudian mereka nanti akan tampil dan mengatas namakan rakyat sebagai orang yang memimpin. Ada juga yang tampil sebagai orang yang mewakili rakyat atau mewakili ummat atau mengatas namakan rakyat namun perilaku mereka tak mencerminkan kehendak rakyat.

Sistim demokrasi maupun sistim lain ternyata gagal menemukan tokoh pemimpin yang dapat benar-benar di hormati dan dijadikan panutan. Ada beberapa pemimpin yang menjadi legenda dan masih hidup dan adapula pemimpin yang hanya menjadi simbol negara atau hanya sekadar duduk dan tidak melakukan sesuatu usaha yang dapat merubah atau memperbaiki sistim ketata negaraan misalnya dalam mendukung pemberantasan korupsi.

Kita semua berharap munculnya pemimpin yang benar-benar mampu dan menjadi panutan seluruh umat dalam skala global atau pemimpin bangsa dalam skala nasional. Kata orang bijak pemimpin bisa dibuat dengan melalui berbagai jenjang pendidikan dan pengalaman dan adapula pemimpin yang lahir akibat dari suatu kemelut yang hebat dari suatu revolusi. haruskah kita akan membuat revolusi dulu ? tentu kita tak mau terjadi suatu revolusi yang keras apalagi kalau terjadi perang, sebagai contoh: demo di Mesir dan dinegara lain disebut sebagai demo face booker yang terjadi akibat dari solidaritas sesama pengguna internet disertai dukungan kuat masyarakat demo ini dapat dianggap sebagai revolusi tanpa pemimpin.

Dalam hal seperti diatas maka tentu yang akan tampil sebagai pemimpin adalah orang-orang yang ada disekitar pimpinan yang lama atau dari kelompok oposisi yang disukai masyarakat tentu saja yang memenuhi kriteria tertentu. Apa yang harus dilakukan bangsa ini agar selalu tersedia calon-calon atau bibit pemimpin yang mumpuni pada masa yang akan datang ? itu semua kembali pada kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun