Mohon tunggu...
Asri NurismaYuniawati
Asri NurismaYuniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Menulis dan membaca wattpad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trauma akibat Bullying

24 Oktober 2022   14:58 Diperbarui: 24 Oktober 2022   15:14 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Tindakan aksi bullying di sekolah sudah selalu kita dengar, dan akhir-akhir ini banyak terjadi lagi kasus bullying, dari yang verbal hingga kekerasan dapat di lakukan oleh pelaku bullying ini. Bullying banyak di alami oleh pelajar seperti SD, SMP, SMA, bahkan dunia perkuliahan juga terkadang masih ada aksi pembullyan seperti itu. Seperti korban yang satu dia adalah pelajar yang baru di ketahui dan di rasakan setelah tersebarnya di media sosial atau biasa kita kenal medsos. Salah satu korban ini mengalami trauma akibat kasus bullying dari sesama pelajar yaitu salah satu siswi di sekolah yang berinisial DS.
Perundungan ini terjadi pada 24 Juli 2020 lalu. Kejadian ini mulai terungkap karena unggahan sebuah video dari salah satu Instagram pelaku. Dalam video tersebut, korban berjongkok dan di paksa untuk mencium kaki pelaku. Tidak hanya itu, pelaku juga mengucapkan kalimat umpatan dan kalimat yang menusuk hingga korban terintimidasi oleh pelaku.
Perundungan atau biasa kita dengar bullying adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik, maupun mental. Perilaku biasanya di tandai dengan tidak adanya ketidakseimbangan, baik kekuatan, fisik, informasi dan segi popularitas.
Saat melakukan perundungan ini pelaku ingin menunjukkan kekuasaan terhadap korbannya itu agar korban merasa terintimidasi dan ketakutan.
Jadi sebenarnya mengapa seseorang itu melakukan aksi bullying? Menurut RIS yang di lakukan oleh Ditch The Label terhadap sejumlah responden berusia 12 tahun hingga 20 tahun, sekitar 14% diantaranya pernah menjadi korban bullying. Sebagian responden juga mengalami masalah interaksi dengan orang tua.
Dari riset tersebut juga di ketahui bahwa orang yang pernah terintimidasi oleh orang lain memiliki kemampuan lebih besar untuk melakukan bullying. Bukan hanya berpotensi menjadi pelaku, korban yang tidak tahan dengan perundungan ini dapat mengakibatkan korban depresi hingga korban melakukan aksi untuk bunuh diri.
Kasus bullying ini juga dapat mengakibatkan korban mengalami trauma yang sangat mendalam dan ketakutan ketika teringat kejadian itu terulang kembali. Kasus  ini dapat terjadi dan di alami oleh siapa saja terutama di dalam pendidikan, apalagi ketika korban merasa takut, biasanya korban tidak mau menceritakan pembullyan yang telah di alaminya. Maka seharusnya semua pihak dapat memantau dan memahami perkembangan dari peserta didik di sekolahnya. Baik orang tua, guru, atau pihak sekolah lainnya wajib memiliki tanggung jawab supaya bisa mencegah pembullyan antar teman dan pelajar lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun