Mohon tunggu...
Asri S
Asri S Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta pohon-pohon tua di alam 🍃

Aku senyum buat kamu 😬

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sound of Borobudur, Mengenal Alat Musik Negara Lain di Relief Borobudur

22 April 2021   01:12 Diperbarui: 3 Mei 2021   14:25 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur. Sumber: KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT

3. Sho dari Jepang

Sound of Borobudur awalnya diinisiasi musisi nasional. Melalui acara ini, orang-orang umumnya akan bertepuk tangan dan berkata wonderful Indonesia. Pasalnya, khalayak akan memahami berbagai alat musik tanpa nama di relief Borobudur, salah satunya menyerupai alat musik tradisional Jepang bernama sho. Pada awalnya, sho dikenal di periode Nara dan terus populer sampai sekarang.

Sebenarnya, sho terdiri 17 pipa bambu yang disusun membentuk lingkaran. Orang-orang dapat memainkan sho dengan cara ditiup. Alat musik ini awalnya digunakan dalam gagaku atau musik istana. Sedangkan, secara simbolis sho dapat menggambarkan burung phoenix, yang mana sebagai simbol kelahiran.

4. Ranat Ek dari Thailand

Menurut artikel Sejarah Raja Jawa yang Menjadi Raja di Kamboja, prasasti Vat Samrong dan Sdok Kak Thom mengungkapkan bahwa daerah Kamboja Tengah dan delta Sungai Mekong berada di bawah kekuasaan Jawa selama berabad-abad, yakni diawali dari dinasti Syailendra. Kemudian, pengaruh ini terus meluas hingga ke Thailand.

Tidak hanya itu, buku Kapal-Kapal Karam Abad ke-10 di Laut Jawa Utara Cirebon (2008), juga menjelaskan bahwa terjadi hubungan politik antara Mataram kuno dan Khmer, yang mana memiliki wilayah kekuasaan hingga ke Thailand. Jadi, tidak heran jika terjadi hubungan budaya, seperti mengenal alat musik ranak ek yang menyerupai xilofon.

Demikian alat musik negara lain yang mirip instrumen di relief Borobudur. Berdasarkan catatan, Kerajaan Mataram kuno memiliki sejarah yang kompleks, sebab menyangkut beberapa kerajaan lain seperti Sriwijaya. Oleh karena itu, bisa saja masyarakat nusantara telah mengenal berbagai alat musik negara lain, bahkan jauh sebelum Candi Borobudur berdiri.

Pada akhirnya, tidak berlebihan jika menyebut Borobudur pusat musik dunia, sebab relief di candi tersebut menunjukkan citra seni musik di zamannya.  Pasalnya, relief tergolong sebagai sumber data material culture masa lalu, yang mana memiliki sifat tampak dan menghadirkan berbagai informasi. Jadi, penting kiranya merekonstruksi peradaban di relief candi, salah satunya melalui acara bertajuk Sound of Borobudur .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun