Mohon tunggu...
Asra Sinta
Asra Sinta Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca dan penulis yang sedang belajar

Satu gagasan yang kubaca menambah satu temanku, satu gagasan yang kutulis menambah sejam usiaku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih Kenangan

9 Agustus 2020   23:25 Diperbarui: 9 Agustus 2020   23:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah berakhir dari Vino aku pikir belum ada sosok yang lebih baik atau standar dengan Vino yang mendekati  aku. Berbeda dengan cerita temenku Novi misalnya melabeli mantan pacarnya dengan kata brengsek, belum lagi Krisda sebut mantannya sampah, apalagi Vina bilang mantanya penghianat, dan aku kasih merek mantanku malaikat.

Vino tidak pernah menyakitiku sedikitpun baik dari perkataan maupun sikap, kalau ada sedikit kehilafan dia cepat sekali meminta maaf. Orangnya lembut, sabar , pendidik, royal dan setia.

Setiap kali dia mau jalan sama cewek temen kampusnya entah mau ngerjain proyek bareng atau, mau kkn atau makrab dia selalu minta izin,sering juga ngajak jalan bareng teman teman ceweknya dengan bangganya dia ngenalin aku ke mereka. Dia juga selalu dukung mimpi-mimpiku, selalu bantu aku kalau kesusahan dalam kebutuhan kuliahku. Dia juga selalu mengerti kesibukanku yang kerja sambil kuliah dia juga perhatian dengan financialku, dia berusaha mengambil freelance mengajar bantu kebutuhanku, entahlah dia sesempurna itu dihadirkan Tuhan untukku.

Nah, kalau aku sudah ngomongin tentang kebaikan kebaikannya nya itu ditengah tengah kedilemaanku ketika harus membuka hati dengan yang lain, temen temen selalu bertanya jika dia sedemikian sempurna kenapa bisa putus. Alasan putus inilah tak pernah kuceritakan kepada orang lain. Rasa sayangku tak rela melibatkan dia sebagai subjek kepahitanku, karna pada kenyataannya dia tak pernah salah, tapi aku benar benar terluka ketika aku kenal diriku, keterbatasanku aku membenci diriku yang kurang sempurna dan lama lama aku membecinya yang begitu sempurna.

Seperti yang diceritakan Vino dengan bangganya mamanya cukup cantik untuk seusia dia,rapi bersih dan sangat awet baik dari cara berpakaian maupun bertata krama, kelihatan jelas bahwa dia sosok wanita yang sangat bijak baik dalam mendidik anak, bersosial dan juga dalam bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Dalam pandangan pertama saja aku langsung mengidolakankannya sebagai orangtua, besok aku jadi ibu aku berjanji akan meneladani prinsip hidupnya dalam berkeluarga dan bekerja. Vino selalu bilang kalau aku itu dominan sekali dengan ibunya dari segi sikap maupun rupa dia bilang ada mirip-miripnya gitu. Mungkin kalau kami bertiga jalan orang akan mengira aku adalah anak bungsu perempuannya. Bedanya kata Vino sikap dan sifatku lebih lembut dibanding dengan ibunya yang begitu tegas dalam bersikap.

‘ kamu tuh mirip mama, aku nyaman di dekat kalian, istilahnya dalam rumus gizi makanan, di dekat mama empat sudah sehat, didekat kamu lima jadi sempurna .’ Vino bukan tipe cowok yang pandai merayu, tapi kali ini aku cukup terperangah dia menggodaku dengan istilah empat sehat lima sempurna.

‘ Ara, siapa tadi nama kamu?’

‘ Azahra Ameliawati tante biasa dipanggil Salsa.’

‘ Vino sudah cerita banyak tentang kamu. Saya suka kamu apalagi kamu sudah menjadi energi positif sama Vino, saya tidak bisa bayangkan gimana dulu Vino hampir masuk kedunia kenakalan remaja dan pergaulan bebas karna dia merasa sering dibulli anak yang lugu, dia pengen nunjukin bahwa dia nggak sebodoh yang orang lihat. Dan setelah ketemu dengan kamu dia menjadi lebih percaya diri menjadi pribadi yang sayang orangtua dan saudaranya tanpa mempedulikan komentar orang lain. Dia menjadi anak yang sangat berambisi sekarang terutama untuk kamu. Dia bilang selepas kuliah dia akan kerja buat bantuin kamu kuliah, memangnya orangtua kamu tidak mampu bantu kamu atau kondisi ekonomi kamu sedang buruk ya?’

‘ oh terimakasih tante, sebenarnya orangtua saya memang tidak mampu menguliahkan saya ini tekad saya sendiri, dan sampai sejauh ini saya belum memberatkan siapapun termasuk Vino saya bisa dengan hasil kerja keras saya sendiri’.

‘ saya juga dulu seperti kamu, pekerja keras dan sangat ambisitif. Sa, sejak saya mulai mengerti berjuang untuk hidup mulai dari saya masih gadis sampai sekarang baru dua tahun terakhir ini saya merasakan bahagia dengan hasil jerih saya melihat semangat Vino menyelesaikan kuliahnya maupun dalam membantu saya dirumah mengurus pekerjaan dan bisnis saya. Terlalu cepat bagi saya jika dia langsung berpaling dari tanggung jawab saya sebagai ibu, dia masih muda kamu juga masih muda, ada harapan saya Vino bisa melanjut  S2 diluar negeri. Ibarat buah Vino itu masih setengah matang untuk saya dan kamu juga. Selama duapuluh dua tahun saya menabur benih dan merawat tumbuh kembangnya, rela kah kamu yang memetik dahulu hasilnya, saya rasa kamu sangat mengerti keresahan dan kecemburuan saya terhadap kamu’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun