Mohon tunggu...
Aspianor Sahbas
Aspianor Sahbas Mohon Tunggu... profesional -

alumni pascasarjana Jayabaya,bekerja di Indonesia Monitoring Political Economic Law and Culture for Humanity (IMPEACH)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Putera Kalimantan Tidak Diakomodir dalam Kabinet Jokowi

27 Oktober 2014   11:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:36 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PUTERA KALIMANTAN TIDAK DIAKOMODIR DALAM KABINET JOKOWI

Oleh : Aspianor Sahbas

Sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno sampai dengan pemerintahan Presiden SBY, biasanya putera Kalimantan selalu masuk dalam jajaran kabinet. Di antara Putera Kalimantan yang pernah masuk dalam jajaran kabinet itu adalah;

1.Ir. H. Pangeran Muhammad Noor, (lahir di Martapura, Hindia Belanda, 24 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 15 Januari 1979 pada umur 77 tahun) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan gubernur Kalimantan. Ia lahir dari keluarga bangsawan Banjar, karena ia adalah intah (cucu dari cucu) Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah. Pada periode 24 Maret 1956 - 10 Juli 1959, ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pekerjaan Umum.

2.DR KH Idham Chalid, (lahir di Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 – meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010 pada umur 88 tahun)Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR.Selain itu beliau juga pernah menjabatdalam Kabinet Ampera I, Kabinet Ampera II dan Kabinet Pembangunan I yang dibentuk pemerintahan Soeharto, ia dipercaya menjabat Menteri Kesejahteraan Rakyat. Jabatan terakhir yang diemban Idham Chalid adalah ketua Dewan Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.

3.Drs Saadillah Mursjid, MPA (lahir di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, 7 September 1937 – meninggal di Jakarta, 28 Juli 2005 pada umur 67 tahun) adalah Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet Pembangunan V, Menteri Sekretaris Kabinet pada Kabinet Pembangunan VI, dan Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Pembangunan VII.

4.Djohan Effendi (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 1 Oktober 1939; adalah menteri sekretariat negara Kabinet Persatuan Nasional era presiden Abdurrahman Wahid. Sebelumnya ia merupakan Staf Khusus Sekretaris Negara/Penulis Pidato Presiden Soeharto (1978-1995) dan ia telah menulis ratusan pidato untuk Presiden Soeharto. Ketika Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, ia diangkat sebagai Menteri Sekretaris Negara.

5.Dr. H. Hamzah Haz, MA, P.hD. (lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940, pada 1998 Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie.Di masa Presiden Abdurrahman Wahid ia diminta menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Dalam karirya politiknya Hamzah Haz berhasil menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid

6.H. Syamsul Mu'arif B.A. (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 8 Desember 1948 – meninggal di Singapura, 3 April 2012 pada umur 63 tahun) adalah Menteri Negara Komunikasi dan Informasi pada Kabinet Gotong Royong, di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri.

7.Brigjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Taufiq Effendi, MBA adalah mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia ke-11 pada Kabinet Indonesia Bersatu. Lahir di Barabai, Hindia Belanda, pada 12 April 1941.

8.Prof. Dr .Ir .H. Gusti Muhammad Hatta, MS (lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 1 September 1952) adalah Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Indonesia Bersatu II. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dari 22 Oktober 2009 hingga perombakan kabinet, 18 Oktober 2011. Ia juga merupakan guru besar Universitas Lambung Mangkurat.

Dengan tidak masuknya satu pun putera Kalimantan dalam jajaran kabinet Jokowi, dugaan saya barang kali Jokowi lupa untuk mengakomodir pulau yang memiliki 5 Provinsi ini. Padahal dari perspektif geopolitik dan kotribusi pulau Kalimantan pada Republik ini cukup besar. Karena potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Selain itu wilayah yang berada di daerah perbatasan dengan Malaysia ini juga rawan dengan persoalan-persoalan perbatasan. Oleh sebab itu wajar jika ada tokoh atau putera Kalimantan yang masuk dalam jajaran kabinet. Tujuannya tidak saja untuk membuat bangga rakyat kalimantan, tetapi juga berperan untuk mengkomunikasikan berbagai persoalan daerah kepada pemerintah pusat.

Kita tunggu saja apa reaksi resmi rakyat Kalimantan terhadap komposisi kabinet Jokowi-JK.

Refrensi : Diolah dari berbagai sumber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun