Mohon tunggu...
Aspar
Aspar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi bidang olahraga dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

28 November 2022   22:31 Diperbarui: 28 November 2022   22:35 4836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI
PEMBELAJARAN SOSIAL -- EMOSIONAL

Oleh : Aspar

CGP A.6.18 Sumatera Barat

Proses pembelajaran anak didik tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja. Modul 1.1 Program Guru Penggerak yakni Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan yang dilaksanakan haruslah berpihak pada anak. Menurut KHD setiap anak mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Pada modul 2.2 ini aspek emosi dan sosial menjadi fokus utama. Hal ini diwujudkan dalam pembelajaran sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial emosional bertujuan mengembangkan karakteristik anak didik dalam bentuk sosial dan emosional. Lebih lanjut diharapkan dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungannya. Pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi ini merupakan modal murid dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada murid. Mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di selama proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran. Hal ini bermanfaat sehingga guru dapat melayani kebutuhan belajar murid dan mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dalam meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being).

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh Kepala Sekolah, Guru, murid, Tenaga Kependidikan, wali murid dan warga sekolah lainnya. Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak menyatakan bahwa salah satu nilai guru penggerak adalah kolaboratif. Pembelajaran sosial dan emosional merupakan aplikasi langsung dari nilai dan peran guru penggerak yang dipelajari pada modul 1.2. Proses kolaborasi memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Proses kolaborasi bertujuan mewujudkan kompetensi sosial dan emosional warga sekolah antara lain:

  • Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  • Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  • Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  • Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran sosial emosional di atas maka seorang guru penggerak harus melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan merancang perubahan melalui model manajemen BAGJA seperti pada modul 1.3. Model ini sesuai dengan filosofi dan visi guru penggerak yaitu yang berpihak pada kepentingan murid. Artinya, melaksanakan pembelajaran sosial - emosional merupakan sebuah wujud prakarsa perubahan yang dilakukan oleh seorang guru penggerak. Prakarsa perubahan yang dibuat dapat dilakukan dengan melaksanakan Pembelajaran Sosial dan Emosional pada 3 ruang lingkup kegiatan. Ruang lingkup tersebut adalah kegiatan rutin di luar pembelajaran akademik, terintegrasi dalam pembelajaran, dan protokol, budaya, atau peraturan sekolah yang disepakati bersama (keyakinan kelas).

 

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan keadilan. Kesadaran penuh (Mindfulness) merupakan dasar penguatan lima kompetensi sosial dan emosional. Praktik kesadaran penuh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik STOP. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit, dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah. Harapannya budaya positif sesuai dengan modul 1.4 tentang Budaya Positif dapat terwujud.

Pembelajaran Sosial dan Emosional, seorang guru harus dapat memahami emosi masing-masing murid agar dapat mengontrol diri dan dapat menerapkan budaya positif yang baik di sekolah sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi siswa yang proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional ini sangat berpengaruh positif dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin karena motivasi yang dibangun itu muncul dari motivasi internal dan dengan kesadaran diri dan manajemen diri.

Peserta didik di sekolah memiliki kharakteristik yang berbeda antara satu dengan ;ainnya. Karakteristik ini berpengaruh terhadap sosial emosional masing-masing peserta didik. Jadi untuk melaksanakan pembelajaran sosial emosional di kelas, seorang guru harus didasarkan pada karakteristik peserta didiknya. Modul 2.2 tentang pembelajaran berdiferensiasi telah menjelaskan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus melaksanakan diferensiasi konsep, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Modul 2.1 juga menjelaskan melalui 3 diferensiasi ini diharapkan pembelajaran sosial emosional dapat memberikan manfaat pada peserta didik menumbuhkan, melatih, dan merefleksi kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan responsif dengan perkembangan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun