Lagu Ini Selalu Menjadi Alarm Diri

Pertama mendengar lagu ini, anak yang sulung berusia satu tahun persisnya di tahun 1997. Ketika kehidupan rumah tangga baru dimulai. Menjadi titik balik kehidupanku, untuk lebih menjaga mulut, tangan, kaki, dan mata.

Di mana mereka berbicara tanpa bukti, fitnah yang mereka lontarkan, tangan mereka yang selalu menunjuk kesalahan orang tanpa sadar kesalahan mereka sendiri.

Mereka yang selalu bilang bahwa kaki yang aku gunakan untuk berjalan bukan di jalan semestinya,  anak di tinggal di rumah kakak ipar, sedih tapi mau bilang apa, padahal setiap pulang kuliah langsung pulang, sekedar menyapa sahabat di kampus pun tak bisa.

Mereka yang selalu menyudutkan  diriku yang jauh dari orang tua, tak ada yang membela, di depan suami mereka bersikap baik.  Bercerita kepada siapa hanya kepada Allah. 

Di saat tangis si sulung melengking merasakan perih hati seorang ibunya di saat itu pula aku mendengarkan lagu ini dari rumah tetangga, karena saat itu kami belum punya apa apa, karena aku dan suami masih kuliah.

Sejak saat itu, aku sering mendengarkan lagu itu dan menyuruh suami membeli kasetnya. Dengan mendengar lagu itu aku mempunyai kekuatan untuk menatap masa depan . masa bodoh dengan perkataan mereka Allah tidak tidur, suatu saat kebenaran akan terungkap walau butuh waktu yang lama.

Lagu ini pun bercerita tentang titik balik seorang Chrisye yang terinspirasi dari surat Yasin ayat 65 yang diciptakan oleh penyair Taufiq Ismail yang diambil dari surat Yasin ayat 65 dari Al quran.

Hingga Chrisye memeluk agama Islam. Mengubah kehidupannya. Begitu pula dengan diri, menjadikan alarm pengingat sebelum membicarakan keburukan orang lain. 

Ketika Kaki dan Tangan Berkata

Akan datang hari mulut terkunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita