Selepas subuh, dan diiringi membaca  beberapa ayat. Aku mencoba memahami setiap kejadian yang Allah beri di tahun kemarin dengan Covid- 19. Terkhusus di tahun ini.
Pagi ini sepertinya embun mulai turun dan bertengger pada dedaunan berharap sang mentari memanggil dan mendekatinya membawanya pada awan putih yang terus berarak, perlahan tapi pasti.Â
Kicauan burung  menambah pilu pagi ini. Mereka mampu menghirup udara segar dengan berjalan bahkan berlari kecil sedangkan aku hanya mampu menatap  dan menghirup udara pagi dari jendela kamar.Â
Virus  Corona Mengubah Segalanya 2020Â
Sejarah mencatat seluruh dunia mengalami pandemi, Â kisah terkelam yang di alami setiap negara termasuk Indonesia. Penyebaran yang begitu dahsyat yang tak mampu terelakan.
Tahun ini tahun yang memisahkan dan juga juga sekaligus menyatukan kita. Firasat seorang ibu, memaksa anaknya untuk pulang walau liburan semester hanya satu minggu.Â
Sang anak kekeh tak ingin pulang, karena hanya sejenak namun seorang ibu dengan senjata air matanya, tak membutuhkan waktu lama untuk membuat anak luluh untuk pulang.
Walau sang ibu tahu resiko bakal tidak di sapa, tak mengapa yang terpenting dia ada didepan mata. Apa lagi dia anak wanita satu satunya. Jika setengah menantang keadaan mungkin namun naluri ibu mampu mengalahkan segalanya kecuali kehendak sang Kuasa.Â
Keputusan sang ibu yang akhirnya membuat anak bisa tersenyum, tanpa kata  dan air mata seperti ibunya yang cengeng. Si gadis bersyukur melewati keresahan tahun bersama keluarga. Andai masih di sana dan tidak kemana mana mungkin akan menjadi masalah dan pikiran .Â
Dan di saat dirinya terpapar covid, teriakannya membuat hati ibu seakan teriris iris. Â Andai dapat dipindahkan ke tubuh, ikhlas seorang ibu menerima derita anaknya.
Saat di isolasi, tak ada yang mengizinkan untuk bisa menemani, namun satu tekad jika Allah yang berkehendak maka semua akan terjadi, namun jika Allah tidak menginginkannya tidak akan terjadi.Â