Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nafas Terakhir

14 Maret 2021   07:29 Diperbarui: 14 Maret 2021   07:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"FIKSI FOTO COVER BUKU BERPIJAK DI BUMI"

Nafas Terakhirku
Oleh Asni Ahmad Sueb

"Aku harus pergi tinggalkan kota kelahiranku, sanggupkah aku meninggalkan mama sendiri di kota ini! Tapi aku harus bisa tak bergantung penghidupan dengan mama terus menerus"
           Tak terasa hampir satu tahun aku tinggalkan kota kecil, masih terasa  sejuknya udara , dingin bila fajar menjemput. Wah asap akan keluar dari mulut saat kita bicara. Yah kota Curup yang asri, daerah perbukitannya. Setahun pula aku meninggalkan mama ditemani adik perempuanku yang akhirnya pindah ke Curup.
Penghidupanku di Bangka tidaklah begitu nyaman, namun harus berusaha bekerja apa saja demi istri dan anak-anak yang masih bayi. Walau tidak senyaman tinggal dengan mama. Namun aku bahagia. Bisa menghidupi anak dan istri dengan hasil keringat sendiri. Ternyata Allah berkehendak lain. Tiba-tiba dileher kanan timbul benjolan sebesar telur angsa, seperti bisul tapi bukan bisul. Pecah dan mengeluarkan nanah dan darah hitam. Kata orang di Bangka, aku diguna-gunai oleh orang lain. Namun aku tak pernah percaya hal itu.
          Aku memutuskan untuk berobat ke Palembang tempat adik perempuan yang kebetulan suaminya bekerja di sebuah perusahaan Pertamina. Alhasil, dokter memfonis aku mengidap penyakit kangker getah bening, stadium empat. Ya Allah kado apa yang kau beri, di saat aku baru mengecap kebahagiaan bersama anak dan istri. Apalagi sekarang, aku mempunyai anak yang masih kecil, masih butuh kasih sayangku. Segala cara pengobatan dilakukan adikku, agar dapat  bertahan dari rasa sakit yang berkepanjangan, bila malam tiba aku melolong seperti serigala karena sakit, panas, seakan ada yang berjalan di dalam badan ini. Saat lolongan itu semakin panjang, adik perempuanku datang sembari berkata keras,"Uda! Stopkan lolongan itu, uda punya iman nggak, punya Tuhan nggak," sembari menangis adikku menuntun ke kamar mandi, untuk berwhudu dan sholat tahajut sembari menyebut Asma_Nya.
          Percakapan di dalam kamar tadi malam, masih menyimpan lara dihatiku, aku tak sanggup berpisah. Berpisah dengan orang yang paling aku cintai. Walau hubungan kami di jodohkan, namun aku telah mencintainya hingga kepalung hatiku. Tapi aku menyadari umurku tak lama lagi. Hari ini aku memutuskan untuk meminta maaf pada mama dan seluruh keluarga besarku. Membasuh kaki mama dengan tetesan air mata mama dan aku, memohon pada _Nya untuk melepaskan kesalahanku terhadap mama. Saat meminum air bekas mencuci kaki mama, aku merasakan kedamaian yang belum pernah aku rasakan.
          Ketika langkah itu kau ayunkan seketika itu pula langit gelap, seakan mengerti kedukaan hati sang penghuninya. Menggelegar suara gemuruh, menunjukkan amarah karena tak rela buah cintanya ditinggal begitu saja. Ilalang pun ikut bergoyang menghempas dan menebas pada kaki kokoh, seakan langkah itu tertahan dan kaki terikat oleh illalang. Sunyi, hening ini saat terakhir kalinya aku bernafas. Ya Allah, saat ini aku siap kau ambil roh ditubuhku. Di saat sunyi mencekap, di kala orang-orang yang dicintai tak mengelilingku. Maafkan aku ya Allah, aku lebih ikhlas bila pergi tanpa dihadiri keluarga dan istriku. "Laa illaha illallah...laa ilaaha illallaah,"
          Selamat tinggal sayang kuberikan senyum terakhir untukmu dan anak kita. Rawat dia penuh kasih sayang seperti aku memberi kau kasih sayang. Sekokoh ilalang dan seluas langit hatiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun