SetiapSapa manis menyapa dengan santun. Terkadang senyum mengulas.  Mengukir cerita di kanvas coklat .
Pagi saat mentari duduk di peraduan. ÂPagi berkabung, mendung menggulung. Tanpa sapa apa lagi senyum. Cerita yang tak terselesaikan .Memberi tanya akhir sebuah cerita.Â
Secangkir kopi pahit  tersaji. Setiap pagi berganti dengan kopi pahit yang panas bahkan aromanya membuat  ingin menghirup segeraÂ
Tapi ...Secangkir kopi  tak tersentuh walau aromanya menggoda hati namun dia tetap setiap menyajikan walau tak tersentuh dalam angan apa lagi nyataÂ
Pada rindu yang merajam raga, mengaduk pikiran dan hati, menerobos mentari dan melumatkan di bait bait puisi  perihÂ
Menguras asa ke asa, tak jua reda hingga terkulai, terhempas terik mentari hingga dikerumuni  semut  semut kelaparanÂ
Secangkir kopi pahit tak tersentuh, mengenang saat canda merengkuh bersama teriknya matahari  hingga menghabiskan cahaya embun di reremputan  Â
Nyanyian pelipur telah bersenandung  hadir di sela sela tawa mengurai menjadi serpihan cinta peluk tak terbilang untukmu dan dirikuÂ
Secangkir kopi pahit tersaji hanya bisa mengenang di pelataran  bahwa kau pernah hadir dan akan tetap tersaji Â
Mungkin suatu saat tersesat kembali pada secangkir kopi pahit walau tahu itu semu namun harap tetap ada.
Walau kau lupa pada secangkir kopi pahit Â