Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Celoteh Malam Sang Camar

29 November 2020   02:23 Diperbarui: 29 November 2020   03:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:lembaran kehidupan.wordpress.com


Kesunyian berbisik " Bangunlah,"

Kegelapan pun menghampiri dan berkata, " Duduklah," temani aku sejenak dalam hening malam .

Ceritakan padaku tentang rasa yang kau kubur!

 apakah kau kecewa? 

Terluka!

Ah! Andai kau tahu rasa yang telah mati bersama sederetan mimpi mimpi yang kau ulas bersama harapan 

Kecewa melebihi rasa yang aku kubur bersama harapan 

Terluka tak perlu ada jawaban karena  kau bisa lihat dengan mata kepalamu atau mata kakimu. 

Terlalu naif bila aku tak mengingat mu, bahkan kau masih berada di barisan paling depan, atas nama rasa kecewa.

Aku tak pandai berbohong seperti kau berkata manis, aku hanyalah aku yang bukan perempuan kecilmu yang kau tangis, kau beri permen kojek lalu kau pergi. 

Menjauh seiring angin bertiup, sejenak lagi fajar yang akan menyongsong mentari  yang menghabiskan waktu bersama hingga senja tiba.

Terbang tinggi seperti elang, karena camar terluka, tak perlu perduli karena luka telah berdarah dan bernanah 

Tanpa pernah kau sadari, penjagaan mu melukai bathin dan sayap hingga tak mampu terbang menjauh.

Ruang Sunyi, 291120

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun