Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langkah

6 Oktober 2020   23:27 Diperbarui: 6 Oktober 2020   23:32 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jingga, kali ini kaki melangkah menuju Madina. Perjalanan yang tak berliku, lurus tapi pasti. Tahukan engkau jingga rasanya  hati, menjalani serangkaian ibadah. 

Terkadang lelah mendera namun aku harus bertahan. Kadang kala ada amarah tapi aku coba redam dengan berwhudu. Ada tangis yang tersembunyi yang pantas aku beri pada_Nya.

Di tengah kegersangan, angin badai memporak porandakan tenda tenda. Hatiku merindu pada buah  hati yang aku tinggalkan.

Perjalanan sunyi ini pun membuat hati semakin gundah gulana, saat bisikan halus menyebut nama anak anakku.

Akankah aku rusak rangkaian ibadahku karena rasaku, selangkah lagi untuk menggapainya, bertahanlah hati kecilku menguatkan.

Aku tahu ada yang terjadi, namun mencoba untuk memahami perkataan hati, lupakan sejenak karena tak lama lagi kau akan menatap dan memeluknya.

Di tanah_Mu, terlihat jelas gambaran kemunafikan, keserakahan, durhaka, kesombongan, jadi pelajaran diri

Jingga, tak perduli apa kata mereka karena niat hatiku menjalankan ibadah. Kenikmatan itu hati yang rasakan seperti kau tutup mata, telinga, dari kemilaunya dunia.

Langkah ku semakin  pasti karena ibadah dan pulang menatap buah hatiku.

Jelang malam, 061020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun