Otakku tak waras, jiwaku merasuk raga
Kenapa harus bergelut dalam jiwa
Kenapa datang memenuhi rongga
Aku ingin menyapa tapi hatiku mendua
Aku ingin mendekap rindu tapi salahku tak berbilang, hingga seperti berselimut dosa
Denyut nadi terus berdetak hingga jantung meronta membuat sesak dada
Bagaimana aku harus bersikap
Sedang jiwaku ingin bersama
Aku takut!
Aku takut!
Tenggelam dalam dua bayang..
Aku paksa diri untuk melepas namun jiwa meronta
Aku berlari namun bayang tetap mengikuti
Kenapa
Kenapa
Kau belenggu raga
Kau dekap jiwa
Tapi kau hanyut kan  hati
Rasa itu rasamu
Yang terus memenuhi otak
Bahkan mendidihkan darah
Separah inikah rindu
Belasan tahun tak berkata tentang rindu apalagi  bercerita.
Seakan kata rindu menelanjangi  diri dan bergumul dalam ruang kenistaan
Apakah ini yang dibilang terpenjara hingga saat lolos meluapkan rasa
Otakku  mulai panas saat jawab tak ku dapati
Mukaku memerah saat bara itu terpampang di wajah
Ya Allah inikah neraka_Mu atau Surga_Mu. Aku lelah tubuhku terkulai dan otakku seakan meledak menghamburkan semua isinya dan aku menyadari bahwa itu satu kesalahan karena rindu tak akan pernah bertuan
Palembang,01102020