Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amarah Rindu

2 Oktober 2020   07:00 Diperbarui: 2 Oktober 2020   06:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Otakku tak waras, jiwaku merasuk raga
Kenapa harus bergelut dalam jiwa
Kenapa datang memenuhi rongga


Aku ingin menyapa tapi hatiku mendua
Aku ingin mendekap rindu tapi salahku tak berbilang, hingga seperti berselimut dosa


Denyut nadi terus berdetak hingga jantung meronta membuat sesak dada
Bagaimana aku harus bersikap
Sedang jiwaku ingin bersama


Aku takut!
Aku takut!
Tenggelam dalam dua bayang..
Aku paksa diri untuk melepas namun jiwa meronta
Aku berlari namun bayang tetap mengikuti


Kenapa
Kenapa
Kau belenggu raga
Kau dekap jiwa
Tapi kau hanyut kan  hati


Rasa itu rasamu
Yang terus memenuhi otak
Bahkan mendidihkan darah
Separah inikah rindu


Belasan tahun tak berkata tentang rindu apalagi  bercerita.
Seakan kata rindu menelanjangi  diri dan bergumul dalam ruang kenistaan


Apakah ini yang dibilang terpenjara hingga saat lolos meluapkan rasa
Otakku  mulai panas saat jawab tak ku dapati
Mukaku memerah saat bara itu terpampang di wajah


Ya Allah inikah neraka_Mu atau Surga_Mu. Aku lelah tubuhku terkulai dan otakku seakan meledak menghamburkan semua isinya dan aku menyadari bahwa itu satu kesalahan karena rindu tak akan pernah bertuan

Palembang,01102020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun