Sebagai seseorang yang tidak pandai bergaul, menjadikan rumah adalah tempat ternyaman dan menenggelamkan diri pada rutinitas pekerjaan rumah tangga tiada habisnya.Â
Aku bukanlah seseorang yang bisa menegur atau mengajak orang lain berbincang bincang. Aku akan asik dengan diri sendiri tanpa perduli  orang sekitar tapi bukan berarti aku tidak perduli, bahkan bisa di kata  terlalu perduli dengan orang sekitar, di saat mereka membutuhkan aku akan siap membantu bahkan terkadang aku terlalu loyal dengan semuaSejak kehadiran dunia maya berawal dari facebook , di sinilah keseharian aku berubah walau di awal  tak begitu membuat aku antusias masuk kedalamnya. Setidaknya bisa bertegur sapa dengan sahabat sahabat, teman sekolah bagi aku sudah cukup.
Seiring waktu, sering menulis puisi puisi atau penggalan kata yang bermakna, ada seorang teman menganjurkan untuk ikut komunitas menulis, awalnya merasa tidak mampu dan malu akan usia akhirnya kenapa tidak mencoba sekedar tulisan yang tak bermakna.
Pertama kali ikut  komunitas menulis yaitu UNSA ( aku lupa kepanjangannya apa) yang di pelopori Dang Aji dan Mbak Jazim. Di sini aku banyak belajar tentang kepenulisan dan di sinilah awal aku ikutan lomba menulis dari puisi hingga cerpen. Di sini juga aku belajar cara mengirim email dan sebagainya, inu yang pantang menyerah hingga beberapa puisi dan cerpen menang lomba dan dibukukan. Terlalu sering ikutan lomba hingga sempat di beri gelar ratu lomba.
Hampir semua komunitas menulis aku masuk dan banyak belajar di sana. Sepertinya cita cita dari kecil sebagian terujut, menjadi penulis walau usia tak muda lagi. Aku sempat di jadikan pembicara di Universitas yang terkenal di kotaku dan mengajarkan anak anak SMP, SMA untuk mencintai dunia sastra.
Aku menjadi seorang ibu yang super sibuk dari urusan rumah hingga kesibukan di dunia menulis. Tapi sayang di puncak puncaknya dunia kepenulisan harus aku lepas karena aku harus memilih kesibukan dunia menulis atau bersama anak anak dan suami. Keputusan yang berat tapi dengan keputusan itu pula aku masuk kembali komunitas lain dengan bidang yang lain.Â
Allah sayang dengan seorang istri yang mengorbankan kepuasan hatinya  dengan memilih sibuk dengan suami dan anak anaknya. Di awal terasa jenuh hingga main ke tempat tetangga dan melihat mereka menjahit, timbul keinginan menjahit dan suami pun membelikan mesin jahit, Belajar secara otodidak hingga menjadi anggota Tailor Indonesia dan BMPS
Di komunitas ini pun aku banyak belajar, berbagi ilmu dan sebagainya. Begitu besar manfaatnya hingga sekarang mampu menghasilkan pundi pundi untuk menambah uang asap dapur, tak terasa perjalan di dunia menjahit sudah berjalan delapan tahun dan delapan tahun pula aku meninggalkan dunia menulis. Sekarang hanya sekedar penghilang penat, atau teman sebelum tidur.Tidak berhenti di situ saja, aku pun ikut dalam komunitas memasak dari membuat kue hingga masakan dan alhamdulillah membuka pintu rezeki.
Sebenarnya di dalam komunitas tidaklah terlalu sulit asal kita mau belajar dan berbagi, meninggalkan ego sok kuasa dan perintah. Mau mendengarkan dan memberi usulan yang bersifat membangun. Tidak menjatuhkan satu sama lain, saling memberi semangat untuk maju terutama kejujuran di mana pun kita berada, dan dalam lingkup apa saja tanpa membedakan satu sama lain.