Ada tangis yang tertahan, yang menghimpit dada bahkan untuk bernafas pun  terasa berat. Setiap tarikan seakan terlepas dan tak terjangkau
Degup jantung berpacu dengan waktu menghantar rasa gelisah tak menentu. Bahkan apa yang dikerjakan seakan tak terselesaikan dan terbengkalai.
Telapak tangan terasa lembab, setiap pori pori seperti menganga, membuka jalan untuk keringat keluar dan membasahi tubuh hingga dingin menyentuh
Langkah kaki pun seakan terhenti, mengisyaratkan setiap pengorbanan, air mata, bahkan amarah menjadikan diri lebih kuat dan sabar
Lima tahun berjalan sudah, ketika tawa dan canda mefanakan  diri. Lima tahun berlalu ketika merasa terlambat untuk penyelesaian satu cerita. Lima tahun berlalu saat perjalanan terhenti tanpa ada rasa
Satu kata, dua kata, bahkan seribu kata untuk menggapai satu pegangan yang diperebutkan setiap orang untuk menggapainya. Menunggu jarum jam berjalan menuju kemenangan tidaklah semuda membalikan tapak tangan
Tapi dari segala rasa, mencoba menetralkan hati dan membawa pada perbincangan bahwa kemenangan itu akan tergenggam. Setengah memaksa atau memaksa diri untuk satu pembuktian diri, dari sebegitu banyak kelemahannya ada cahaya yang akan menuntunnya.Â
Yakinlah
Ada bunda yang selalu menjadi camar sebagai penguat diri. Kecil namun berarti. Kita nanti kemenangan itu dengan suka cita dan biarkan ujung mata bunda ada bulir bulir pengharapan
Ruang sunyi, 16022020