Malam kembali menebar sunyi, terdiam terpaku menatap langit. Dinginnya menyelinap di pori pori kulit, masih tetap di sini duduk tanpa bergeming walau dia tahu arti kekosongan
Malam semakin larut, sunyi serasa mencekam, dinginnya telah berubah menjadi embun pertanda sang fajar akan menyingsing dan masih  tetap di sini  walau dia tahu ini hanya kehampaa  belakaÂ
Malam telah berganti fajar, kokkok ayam jantan sayup sayup terdengar di kesunyian, azan pun  telah memanggil namun masih tetap di sini walau dia tahu itu sia sia
Badannya telah menggigil kedinginan, bibirnya membiru namun dia tetap di sini tanpa dia  sadari sepasang mata itu terus menatapnya dengan khawatir.
Sepasang mata yang dia tunggu, sepasang mata yang mampu menembus malam bahkan bertahan dalam dinginnya.
Sepasang mata itu hanya menatapnya dari jauh. Tak ingin mengusik sunyinya walau dia ingin memeluknya. Ingin mengatakan apa yang ia rasakan dalam diamnya
Langkahnya terhenti karena dia tahu, tak mesti melangkah,karena dalam langkahnya akan ada luka yang teramat dalam.Â
Andai dia tahu luka itu kembali tergores, hanya mampu menahan perih tanpa dapat terobati. Perlahan langkah nya menjauh, tanpa ada kata perpisahan namun diujung matanya bening itu terus menyusup ke pori pori
Ruang sunyi palembang,24012020