Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Cerita yang Tertinggal

21 Januari 2020   15:00 Diperbarui: 21 Januari 2020   15:37 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Jingga...

Kala pancaranmu memudar. Menghilang perlahan di balik bukit bukit mungil.  Di sela itu ada perbincangan yang tercipta memaparkan keinginan yang tersembunyi. Ada sesal kenapa perbincangan tak beranjak menjauh hanya berputar putar di lingkaran pertanyaan yang sebenarnya selalu berulang


Jingga...

Kadang tak mampu meluapkan cerita karena lorong lorong itu tak patut terlalui. Tak ingin kesalahan berulang hingga tetap menjaga pada garis yang telah tergariskan.


Jingga...

Terkadang harapan itu tak sesuai dengan apa yg kita inginkan. Tapi berusaha untuk menjadi lebih baik bagi diri maupun orang orang yang terkasih

Jingga... 

Terkadang apa yang kita ungkapkan tak selamanya menurut kita benar atau baik. Bahkan tanpa kita sadari. Kita melukai hati orang orang yang kita sayang bahkan kita cintai.


Jingga...

Rasa salah itu bahkan bergelayut tanpa mampu terlepas. Kerinduanku akan tulisan terus membayang tapi aku tak mampu berucap lagi. Kutebus kerinduanku di latar mungil. Tapi tanpa tersadari mungkin ada yang telah tersakiti.

Jingga...

Manakala mata tak mampu terpejam saat imajinasi bermain pada logika kehidupan. Saat tubuh mulai merasakan lelah yang teramat sangat. Menghempasnya pada latar yang terus menjadi pelampiasan saat lelah mendera.


Jingga ...

Ini bukan sebuah lomba jika harus ada yang menang maupun yang kalah. Tapi ini pilihan dan mesti dipilih.

Entah mengapa menjelang azan berkumandang. Aku ingin bercengkrama pada jingga. Lama sekali melewati jingga begitu saja.


Jingga bagaimanapun beratnya angin bertiup, hujan  yang terkadang tak dapat dikira, matahari yang memancarkan rasa nya. Engkau tetap mampu tampil dengan cantik dan menyebarkan bahagia setiap penjuru


Jingga perjalanan yang kulalui taklah seindah yang dibayangkan kelopak mata. Pada sepertiga malampun airmata tiada henti. Semua kehendakNya. Di balik lara ada bahagia yang kan menjelang dan itu kuyakini . Seyakinku menantimu kala senja.


Tiap tiap lara yang menyapa saat itu pula kumenemukan talenta dalam diri. Perlahan lahan kutelusuri sebagaimana Allah memberi pembuka jalan dan setapak demi setapak menapakinnya. Ya Allah dari sederetan fitnah yg menebar aku tahu pertanda sayangMu padaku. 

Kuat untuk cinta dan buah hatiku. Bagiku itu sudah cukup. Aku tak mengukur bahagia pada materi tapi berada bersama cinta dan anak anakku itu bahagia yg tak terhingga yang Allah beri.  sudah melewati kegetiran  kehidupan menjelang dua puluh empat tahun , mengarungi samudera kehidupan cinta. Aku yakin Allah memberi kehidupan pada cinta ntuk menata hati dan jiwa kami kembali.

Ruang hampa, 21012020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun