Ada luka yang tersayat perih ketika cerita usang terkuak
Menyimak satu demi satu kata dari bibir tipis seseorang yang aku kenal sedari kecil.
Di ujung mata panda ada bulir yang menghias, ketika tutur sayup terdengar
Nafas tersengal, seperti itukah? Benarkah?
Bodohnya  aku yang mengakui sahabat tapi tidak mengerti hatinya.
Langkahku perlahan menuju kenangan
Lama mematung seakan semua mengikat
Perlahan, suaraku menyapa hingga kau pun tak menyadari kehadiranku
Beribu tanya ku cerca pada mu namun jawab mu hanya satu kata " masa lalu "
Tahukah kau, ada luka yang perih di sini, atas pilihan mu. Ada tangis yang tertahan ketika ku tahu cinta mu untukku
Belasan tahun kau simpan dengan rapi, belasan tahun kau bohongi aku, belasan tahun cinta itu tetap ada di kedua bola matamu