Ada yang lupa mematikan senyummu Ketika paras kuyu itu membuncah. Keringat dingin menggambarkan senja tanpa pelangi atau pun hujan tanpa kata Lalu semburat lengkung jingga adalah sisa cahaya peraduan dua jiwa yang menganga di cerca musim dingin yang menggigilkan roh ku
Senyum terkatub bahkan telah menterjemahkan pikirannya menjadi buaian fana . Fiksi pun bermain di pelangi saat semburat buyar pada satu fiksi merenggangkan pada dua jiwa
Perca perca kehidupan berubah menjadi siluet meledakan satu Palung melekatkan satu jiwa, gulita menanarkan mata hingga menghilangkan kesadaran diri
Oh jiwa jiwa terlunta masukan aku ke dalam sunyi doa doa, hanyutkan aku pada bulir tangis mereka lengkapkan mereka dalam jarak tembakku dan meledaklah
Palembang, 21112019