Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membiarkan Langkah

12 November 2019   23:27 Diperbarui: 12 November 2019   23:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari hari bagai aliran kehidupan. Terkadang nafas dihembuskan dan tak berhembus, setiap tarikan itu bermakna sama seperti kita sama sama membelakangi wajah. Melangkah satu demi satu langkah walau berat tapi itu adanya.

Pada hitungan sepuluh langkah terhenti dan berbalik, menatap jauh, rasa itu tak bisa dibohongi, langkah kecil berubah lari menuju rindu, peluk tangis mewarnai hati

Kembali membelakangi diri hingga siluet muncul menutupi, menatap punggung mu hilang dari pandangan. Bulir bulir ini kembali menggenang  hingga mengaliri  di sela sela  pori pori wajah. Berat! Berat ketika membelakangi sebuah rasa

Tubuh lunglai tak berdaya, nafas pun tersengal, dada pun terhimpit. Berat! Ketika nyata harus dihadapi. Dalam satu tatapan rindu ini tak pernah pupus. Luas samudera, mebentangnya gurun tak akan mengubahnya

Di sini di hati kita. Dalam raga sentuhan jiwa, seperti air dan minyak tak akan menyatu. Biar.. biarkan ia menjadi palung rindu. Lepaskan seperti fiksi Laik kah ini? Tak perlu kau jawab karena kita tahu jawabnya

 
Palembang,12112019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun