Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesona Toraja dalam Empat Babak

24 April 2019   14:53 Diperbarui: 25 April 2019   04:50 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon kerbau Toraja mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan kerbau dari luar Toraja. Kerbau hitam biasa harganya sekitar 23 juta, sedangkan kerbau bule ada yang 230 – 400 juta tergantung dengan coraknya. Seperti kerbau bule ini dibanderol dengan harga 230 juta.

Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Kerbau hitam biasa seperti ini harganya mulai 23 juta. Kalau di Jawa, kerbau diikat dengan meletakkan tali di bagian leher, di Toraja tali buat mengikat kerbau diletakkan di bagian hidung.

Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Sedangkan untuk kerbau dengan corak seperti gambar di bawah ini dibanderol mulai 400 juta rupiah. Sisi proletar saya hanya bisa membayangkan rasa dari daging kerbau bule ini.

Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Kerbau Toraja (Dokumentasi pribadi)
Puas melihat kerbau, saya pindah melihat pasar babi. Karung putih tersebut berisi babi yang akan dijual. Saya tanya harganya ada yang 500 ribu dan 750 ribu tergantung ukurannya.

Pasar Bolu (Dokumentasi pribadi)
Pasar Bolu (Dokumentasi pribadi)
Setelah puas melihat pasar hewan, saya diajak melihat pasar Bolu yang bagian menjual kebutuhan sehari-hari. Pasar tradisional ini sederhana bangunannya. Lantai sudah diplester dan beratap terpal, namun pasar nampak bersih. Aroma kopi Toraja menguar di udara menciptakan harmoni tersendiri.

Pedagang di pasar Bolu (Dokumentasi pribadi)
Pedagang di pasar Bolu (Dokumentasi pribadi)
Beberapa pedagang menjual pinang dan daun tembakau yang sudah dikeringkan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya juga melihat keluwak versi Toraja. Keluak di sini sudah dikeluarkan dari kulitnya untuk kemudian digiling, dijemur dan setelah itu dibentuk bulat seperti dalam foto ini.

Keluwak versi Toraja (Dokumentasi pribadi)
Keluwak versi Toraja (Dokumentasi pribadi)
Babak Keempat

Setelah subuh, induk semang saya mengajak pergi melihat negeri di atas awan di Lolai. Kami baru berangkat jam 5 lebih dari Makale. Suhu dingin menyengat tubuh. Jalanan ke Lolai sudah lumayan mulus. Katanya berkah dari presiden yang sempat mengunjungi Lolai. Saya sudah khawatir tidak dapat melihat awan karena semalam hujan deras. Akhirnya sampai To’tombi, awan masih sangat bagus terlihat. Tapi kami naik ke Lolai lebih dahulu. 

Sesampainya di Lolai, saya melihat awan yang indah. Pengunjung nampak seperti cendol di lautan gula merah sampai sulit menemukan spot buat foto. Saya pernah mengunjungi negeri di atas awan versi Jawa, yakni B29 di Lumajang. Tapi, atmosfernya tentu beda dengan negeri di atas awan versi Celebes.

To’tombi (Dokumentasi pribadi)
To’tombi (Dokumentasi pribadi)
Kami berencana mampir To’tombi, tapi awan sudah menjelma menjadi kabut. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Makale.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun