Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Eksotisme Negeri Embun Beku

30 April 2016   13:44 Diperbarui: 21 Oktober 2019   10:05 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sekitar pasar juga ada warung makan yang menjual hidangan seperti mie ayam, bakso, rica wam (babi), penyet ayam atau mujair. Makan nasi lauk telur perporsi dihargai 30 ribu rupiah, seporsi bakso dihargai 35 ribu rupiah, seporsi mie ayam bakso dihargai 40 ribu rupiah, sedangkan ayam penyet atau ayam yang lengkap dengan sambal dan lalapan dihargai 60 ribu rupiah, dan mujair penyet dihargai 80 ribu rupiah per porsinya. 

 

Fenomena Embun Beku

            Sekitar awal bulan Juli 2015, telah terjadi fenomena embun beku di Distrik Kuyawage. Distrik ini berjarak kurang lebih 30 kilometer dari Distrik Tiom, ibu kota Lanny Jaya. Fenomena embun beku ini seperti halnya yang sering terjadi di kawasan pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Suhu yang sangat rendah menyebabkan embun berubah menjadi es, sehingga disebut dengan embun beku.

Suhu mencapai nol sampai minus dua derajat celcius merupakan efek dari adanya  badai El Nino. Suhu yang ekstrem menyebabkan masyarakat kedinginan dan mengalami hipotermia yang berujung pada frostbite serta gangren. Siang hari embun beku berubah menjadi minyak yang mencemari tanah dan air, sehingga menimbulkan wabah diare di masyarakat.

Embun beku juga merusak tanaman pertanian yang siap panen. Akibatnya, tanaman pertanian membusuk menyebabkan masyarakat kekurangan bahan makanan. Rusaknya lahan pertanian ditaksir akan menimbulkan kurangnya stok makanan di distrik Kuyawage selama setahun setelah terjadinya fenomena embun beku. Bencana embun beku yang terjadi di bulan Juli ini mengakibatkan 11 orang meninggal. Bantuan dari pemerintah setempat dan pemerintah pusat berupa bahan makanan dan tenaga medis dikerahkan untuk mengurangi penderitaan masyarakat akibat fenomena embun beku.

Fenomena embun beku kembali terjadi pada bulan Oktober 2015. Hari Minggu pagi pada tanggal 25 Oktober 2015 yang paling parah. Pagi hari masyarakat keluar dari Honai untuk beraktivitas, namun  kulit mereka terasa terbakar dan menimbulkan luka setelah  terkena embun beku. Demi menghindari adanya korban jiwa seperti bencana embu beku di bulan Juli lalu, masyarakat distrik Kuyawage terpaksa harus mengungsi ke distrik Tiom. Beberapa dari mereka harus mengungsi dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1-2 jam melewati pegunungan menuju kota Tiom. Selain menuju Tiom, beberapa dari mereka mengungsi ke kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Nduga. Orang tua dan orang sakit yang belum mengungsi dijemput dengan helikopter oleh pemerintah setempat. Embun beku merupakan siklus lima tahunan. Namun, bencana yang terjadi hingga menelan 11 korban jiwa ini merupakan siklus 9 tahunan. Beberapa orang menyebutkan jika siklus embun beku ini merupakan siklus teraneh di dunia.

                                                       

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun