Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Era Industri dan Tantangan Indonesia di Tahun 2030

21 April 2018   00:47 Diperbarui: 21 April 2018   04:20 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ekoper.si

Ketiga adalah kemampuan sumber daya manusia yang cakap dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. 

Tantangan Buat Industri di Indonesia 

Ada banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secepatnya oleh semua pihak termasuk pemerintah, pelaku industri, penyedia jasa, dan konsumen sendiri.

Pemerintah dalam hal ini harus bisa membuat kondisi yang ramah dan kondusif untuk industri tersebut berkembang dengan baik. Contoh sederhana pemerintah sebagai penyedia pasokan listrik melalui PLN harus bisa menjamin keterjangkauan akses pada listrik di seluruh daerah, sehingga industri bisa tumbuh di tempat yang masih memiliki biaya produksi yang rendah, ketimbang daerah-daerah yang padat dan sudah menerapkan standar gaji yang tinggi seperti Jakarta.

Di samping itu jaringan telekomunikasi dan kecepatan akses internet harus diperbaiki. Di tahun 2017 Indonesia masih bertengger di urutan ke 75 di antara negara-negara yang memiliki akses tercepat.  

Sementara yang berada di urutan pertama di tempati oleh Singapura dan Korea Selatan di urutan kedua. Kecepatan internet di Korea Selatan sendiri diprojeksi akan menggunakan teknologi 5G di tahun 2020, sedangkan di Indonesia sendiri, jumlah pengguna internet sekitar 143 juta ditahun 2017 akan tetapi jaringan 4G belum menyebar merata di seluruh Indonesia.

Bahkan di beberapa daerah di Indonesia misalnya di wilayah Raja Ampat, Maluku, Papua dan bahkan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan belum tersentuh oleh jaringan telekomunikasi. Sehingga perkembangan informasi di wilayah tersebut menjadi sangat terbatas, belum lagi wilayah-wilayah yang memiliki kecepatan internet purbakala.

Yang paling penting adalah kemampuan dari sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini hanya bisa dicapai dengan membangun kondusi yang kondusif agar teknologi bisa berkembang dan dikembangkan oleh para akademisi dalam kampus yang bisa diintegrasikan kedunia industri.

Ini bisa ditempuh dengan mengalosikan dana penelitian dan pengambangan teknologi pada kampus-kampus yang potensial.

Skema ini bisa juga ditempuh dengan menjalin kerjasama kolaborasi dengan kampus-kampus lain untuk pengembangan teknologi tertentu. Dengan begitu maka akan jelas dan terukur capaian pengembangan teknologi untuk mendukung industri Indonesia.

Negara juga jarus mengapresiasi hasil karya anak bangsa, karena banyak karya anak bangsa yang lebih dihargai dan dinilai tinggi di negara lain ketimbang di negara sendiri. Sehingga banyak hak paten yang harusnya dimiliki dan digunakan oleh bangsa Indonesia tapi kemudian dipatenkan oleh dan di negara lain seperti di Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun