Mohon tunggu...
Iis Sofiah Robiah Adawiyah
Iis Sofiah Robiah Adawiyah Mohon Tunggu... -

Menggali informasi untuk memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mencapai kualitas diri yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ratapan Pendidikan Islam di Indonesia

2 Maret 2013   17:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:26 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A.ADA APA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM?

Siapa yang tidak mengenal pendidikan Islam? Sebuah sistem pendidikan yang menjadi sarana bagi manusia untuk mencapai tingkat muslim paripurna (taqwa), gemanya menggelora dari mulai belahan bumi bagian Barat hingga ke Timur.

Di Indonesia, denyut nadi pendidikan Islam terus mengiringi apapun perubahan yang terjadi dalam batang tubuh segala bidang kehidupan. Hal ini dimungkinkan, karena pendidikan bukan merupakan entitas yang berdiri sendiri, melainkan terkait timbal balik dengan filosofi dan sistem sosial, ekonomi, politik, hokum serta keamanan. Sehingga, pendidikan, termasuk pendidikan Islam, menjadi kawasan luar biasa padat dengan unsur-unsur yang tiada terbilang. Intinya, kerumitan pendidikan mencerminkan kerumitan hidup berbangsa dan bernegara itu sendiri.

Terbitnya sinar reformasi di segala bidang, pasca tahun 1998 dan merambahnya tren globalisasi, merupakan faktor-faktor yang turut memengaruhi perubahan tersebut. Dalam konteks pendidikan Islam, semangat dari perubahan ini semestinya menjadi arah terselenggaranya proses pendidikan yang lebih bermakna dan terencana untuk mencapai tujuan idealnya, yaitu membentuk kepribadian manusia dengan segala totalitasnya, meliputi jasmani dan rohani, rasa dan nalar, serta akal dan budi pekertinya. Karena deru perubahan tersebut ikut menerangi pola pikir alam pendidikan Islam untuk mengikis habis berbagai kekurangan yang ada dan mampu mengejar ketertinggalan pada semua aspek kehidupan.

Dalam kaitan ini, pendidikan Islam yang memiliki tugas pokok menggali, menganalisa, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur'an dan Al-Hadits, sebenarnya telah begitu jelas memberikan dorongan kepada manusia agar melakukan analisis dan berupaya untuk mengembangkan isi kandungannya agar bermanfaat dan memberi kebaikan bagi kehidupan seluruh manusia.

Disinilah letak permasalahannya. Realitas membuktikan, pendidikan Islam sebagai pemenuhan fitrah manusia, juga sebagai wujud ibadah, ketaatan dan sikap tunduk seorang hamba kepada Rabb-nya, seolah-olah tidak memiliki efek apapun, baik terhadap pola kerja, perilaku, dan terhadap keseluruhan aspek kehidupan lainnya.

Kemudian, jika secara ideal pendidikan Islam merupakan upaya membentuk kepribadian manusia dengan segala unsur-unsurnya yang tidak terbilang, meliputi semua aspek kehidupan yang berasal dari apa yang didengar, dilihat, dirasakan, dialami dan dilakukan, maka:

SEJAUHMANA UNSUR-UNSUR TERSEBUT MENJADI MUATAN DALAM PROSES PENYELENGGARAANNYA?

MENGAPA PENGAJARAN ISLAM MALAH MELAHIRKAN PERILAKU PEMELUK AGAMANYA SANGAT TIDAK MENCERMINKAN NILAI-NILAI ISLAM?

MENGAPA PENDIDIKAN ISLAM SEOLAH-OLAH TIDAK PUNYA KEPENTINGAN APA-APA DENGAN MARAKNYA BERBAGAI PERILAKU TIDAK TERPUJI?

MENGAPA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM HANYA MAMPU MENCETAK LEMBARAN IJAZAH BERUPA SERTIFIKAT DENGAN SIMBOL-SIMBOL YANG TANPA ARTI UNTUK MEMBEKALI ANAK DIDIKNYA?

Banyak para lulusan lembaga pendidikan Islam dari berbagai disiplin ilmu, tidak mampu menghadapi kondisi riil, bagaimana mereka harus bekerja, yang pada akhirnya menambah tingkat pengangguran. Muslim yang ta’at beribadah, tiba-tiba terjebak dalam kasus-kasus pelanggaran hukum. Para elite polkitik mengobral janji tapi tidak pernah ditepati. Para pengelola lembaga pendidikan Islam banyak melakukan pembodohan, merampas hak warganya, berani secara terang-terangan menyalahgunakan dana yang dialokasikan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ketika berusaha diingatkan, mereka berusaha mengelak dan menutupi kebobrokannya dengan menunjukkan sikap marah, seolah-olah tidak melakukan penyimpangan. Umat Islam yang berlimpah harta, bersikap sombong (takabbur) dan serakah, dengan kekayaannya. Mereka tidak tergerak hatinya untuk berbagi, sehingga angka kemiskinan jumlahnya semakin meningkat. Para penguasa benar-benar biadab, dengan sering melakukan berbagai tindakan intimidasi terhadap orang-orang yang tidak mendukungnya, hanya demi memuaskan rasa dendamnya. Maraknya peredaran narkoba, tawuran antar pelajar, kehidupan seks bebas, tidak pernah menjadi objek pemikiran untuk dicari jalan keluarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun