Sambil menyusun jari sepuluh saya aturkan permohonan maaf, semoga pembaca yang budiman berkenan memaafkan saya.
Dipenghujung Sya’ban Ummat Islam bersiap-siap menyambut kedatangan bulan Ramadlan, bulan yang penuh berkah, magfirah dan bulan idkum minan naar (menjauhkan diri dari neraka jahannam) justeru karenanya banyak yang melakukan persiapan-persiapan khusus menyambut kedatangannya. Handphone kita misalnya akan penuh dengan pesan singkat yang masuk berisi ucapan selamat dan permintaan maaf, setelah magrib biasanya tetangga mengundang makan dan berdo’a dirumahnya setelah itu bersalam-salaman melepas dendam dan memberi maaf. Ada wajah ceria dan penuh gairah, gembira karena masih diberi kesempatan umur dan kesehatan memasuki ramadlan tahun ini. Bahkan untuk daerah-daerah tertentu dilaksakan pula acara khusus untuk menyambut bulan suci ramadlan ini, seperti Mandi Belimau Kasai di kampar misalnya dan ritual lainnya diberbagai daerah. Dan yang tak pernah dilupakan orang saat akan memasuki Ramadlan adalah nyekar kekuburan leluhur, sebuah tradisi yang kita saksikan dihampir seluruh pelosok tanah air.
Ada juga yang bersedih menyambut bulan Ramadlan ini, karena dia akan berpuasa sendiri dirumah sementara pasangan hidupnya (isteri / suami) sudah menghadap sang pencipta lebih duluan, atau juga bersedih karena kondisi tubuhnya sudah mulai uzur dimakan usia, entah sanggup puasa lagi entah tidak. Dan tak sedikit pula yang merasa gundah karena selama bulan ramadlan ini kebesannya merasa terampas, harus bangun tengah malam untuk makan sahur, tak bisa makan siang, dan lain sebagainya. Bahkan ada juga yang merasa dirugikan karena Restorantnya dan rumah makannya ditutup paksa oleh pemerintah dengan peraturan dan razia Satpol PP.
Itulah sedikit dari sekian banyak gambaran tentang sikap kaum Muslimin dalam menghadapi Ramdlan. Namun sesungguhnya pekerjaan yang paling baik dilakukan menjelang Ramadlan ini adalah bermaaf-maafan diantara sesama kita, Anak dianjurkan meminta maaf kepada orang tuanya, isteri kepada suami, adik kepada kakak, yang muda kepada yang tua, sebaliknya kita juga diperintahkan agar bersikap arif untuk memberi maaf atas kesalahan orang lain, sehingga hati kita benar-benar bersih saat memasuki bulan yang penuh rahmah, berkah dan magfirah ini.
Sambil menyusun jari sepuluh saya aturkan permohonan maaf, semoga pembaca yang budiman berkenan memaafkan saya.