Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Balas Budi Ala Ponorogo

6 Januari 2019   02:43 Diperbarui: 6 Januari 2019   02:53 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maret 2015, Presiden Jokowi datang ke Ponorogo, langsung naik podium dan berpidato dengan gayanya yang khas. Presiden menyatakan akan membagi-bagikan Traktor kepada para petani yang ada di Ponorogo.

Rakyat yang mendengar pidato Jokowi langsung saja percaya, tidak mungkin Presiden berbohong kepada rakyatnya, dan yang membuat mereka yakin lagi adalah sejumlah traktor itu sudah berjejer ditepi jalan sekitar tempat acara dimana Presiden menyampaikan pidatonya..

Saat itu hati rakyat tentu berbunga-bunga, mereka bangga punya presiden yang menaruh perhatian penuh kepada rakyat petani. Awak mediapun tak ketinggalan, yang membawa kamera langsung jeprat jepret, dan sungguh kehadiran Jokowi waktu itu teramat sangat dielu-elukan, dia menjelma bak dewa penyelamat yang akan mengurai benang kusut derita petani.

Usai pidato Presiden beserta rombongan langsung berangkat, dan seiring dengan itu pula Traktor yang berjejer dipinggir jalan itupun ikut pergi, diangkut semuanya, satu unitpun tak da yang ditinggalkan, yang tersisa tentulah rasa kecewa dihati rakyat yang sudah terlanjur bermimpi memilki traktor pembajak sawah.

Rakyat Ponorogo, terntu saja merasa kecewa, bahkan mungkin marah, tapi marah dan rasa kecewa itu tidak mereka luahkan begitu saja, mereka kemas dengan apik, mereka tidak memberontak secara prontal, pertanyaan dan keluh kesah mereka sampaikan dengan cara yang santun dan mereka legowo walau Traktor yang dijanjikan itu tidak untuk dimiliki, hanya sekedar dilihat saja.

Ada Ubi Ada Talas, sampiran pantun pendek ini isinya Ada Budi ada Balas, dan sungguh rakyat Ponorogo sangat tau dan pandai mengemas cara membalas budi, dan itu pulalah yang mereka lakukan saat kunjungan presiden ke Ponorogo pada tanggal 4 Januari yang lalu.

Rakyat tumpah ruah dijalan, tak ketinggalan para pelajar dan pramuka, mereka berbaur menjadi satu, bersuka ria menyambut datangnya Pak Jokowi, sang presiden yang mereka hormati. Ketika raungan sirine voorijer mulai terdengar dan disusul dengan iring-iringan mobil Presiden, merekapun bersorak gembira, mengibarkan bendera Merah Putih ukuran kecil sambil mengacungkan DUA JARI.

Peristiwa ini luput dari pemberitaan media, baik media cetak maupun elektronik. Media Mainstream yang seyogyanya selalu meliput kunjungan presiden juga menampilkan berita tersebut, peristiwa ini hanya dapat kita simak lewat media social yang diunggah secara sukarela oleh para penggiat medsos.

Salam  DUA JARI yang mereka lambaikan itu tidak akan menjadi persoalan yang serius jika dilakukan ditahun depan atau setahun sebelumnya, tapi karena peristiwa itu terjadi pada tahun politik ini maka siapun yang melihatnya akan menafsirkan sebagai pernyataan dukungan kepada Capres No. 02, atau dengan kata lain, rakyat Ponorogo tidak mendukung Jokowi.

Mengapa mereka melakukan hal itu, barangkali inilah ungkapan perasaan dari lubuk hati rakyat Ponorogo yang paling dalam atas kekecewaan mereka ditahun 2015 yang lalu. Rakyat sekarang sudah cerdas, ada Ubi ada Talas, ada Budi ada balas, dan rakyat Ponorogo sangat tau cara membalas budi dengan baik dan santun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun