Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Hanya Switch yang Tetap Eksis Walau Kuota Habis

11 September 2020   18:39 Diperbarui: 11 September 2020   18:35 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis | Photo by Karolina Grabowska from Pexels 

Sebenarnya saya baru tahu Switch Mobil Indonesia, mengutip dari situsnya, switcht  sebuath revolusi baru dalam perkembangan industri telekomunikasi. Hadir untuk memudahkan bagi anak bangsa Indonesia yang ingin terus berkarya dengan semangat jiwa muda. Perusahaan ini berkomitmen akan terus bergerak dan menciptakan hal baru untuk mewujudkan cita-cita bersama. 

Hal yang menarik provider dengan jaringan full 4G ini adalah tersedianya emergency kuota yang siap siaga saat kuota habis.  Jadi meskipun kuota habis, kita masih bisa terhubung dengan internet. Tentunya kita tidak perlu khawatir lagi kalau kehabisan kuota internet di mana saja dan kapan saja. Saya pikir ini adalah satu-satunya provider yang berani memberikan jaminan kepada customer-nya. Tetap eksis walau kuota habis. 

Setiap kita pasti punya pengalaman yang menjengkelkan pada saat kuota habis, aktivitas kita terganggu total. Bayangkan saat mengunduh atau mengunggah file, prosesnya berhenti karena kehabisan kuota. Pasti jengkel, kan? 

Sekarang masa pandemi Covid-19, aktivitas digantingan dengan daring (dalam jaringan). Bahkan ujian skripsi atau tesis saja ujiannya melalui daring, dosen penguji berada di luar kota, sedangkan mahasiswa berada di pelosok ujung Indonesia. Kabar baiknya ujian itu berjalan dengan baik, si mahasiswa dinyatakan lulus ujian. Tapi bagaimana saat ujian jaringan internet terputus, mungkin karena ada gangguan jaringan provider? Siapa pula yang berani menjamin si mahasiswa itu lulus. Ya, karena penelitiannya belum diuji oleh dosen penguji. Masih baik kalau dosennya memaklumi kondisi di kampung yang sulit signal, coba kalau tidak?! Andai si "dosen killer" yang memutuskan bisa-bisa tidak diluluskan. 

Mungkin dunia pendidikan kita memang harus menerapkan revolusi pendidikan, bukan hanya revolusi mental, atau revolusi digital saja.

Salah satunya pemerintah mendukung distribusi pemerataan jaringan internet ke seluruh Indonesia. Jadi mahasiswa dari tepian Indonesia sana merasakan nikmat yang sama dengan anak kota yang berlimpah hotspot gratis. Ini baru keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, pengamalan sila ke-5. Kita Pancasila, kita Indonesia, bukan hanya sebatas slogan semata, tapi kerja konkret pemerintah yang bisa memaksimalkan korporasi dan jajarannya. Beralihnya ujian konvensional ke ujian daring membuktikan revolusi digital 4.0 sebagai solusi alternatif pada masa pandemi ini. Andai tidak diterapkan seperti itu, atau tidak didukung dengan fasiitas internet, berapa ribu mahasiswa yang tertunda kelulusan pada 2020 ini?

Hal itu pula salat satu menjadi alasan Switch Mobile Indonesia yang berbasis digital tekno turut hadir di tengah masyarakat. Switch secara tidak langsung mensubsidi kuota kita saat kehabisan. Tentu saja ini kabar gembira, bukan? Semua kita ingin dibantu pada masa sulit pandemi, minimal kartu yang dipakai anti sedot pulsa. Kita ingin provider berteknologi tinggi membantu aktivitas sehari-hari, terlebih lagi protokol pencegahan Covid-19 memaksa WFH (Work from Home).

Dunia menulis saya tak lepas dari laptop dan smartphone yang selalu dibawa kemana pun pergi. Jika tidak membawa laptop saat bepergian, dan pada waktu itu pula saya harus menulis, maka saya bisa mengerjakannya langsung dari smartphone. Untuk meriset dari berbagai literasi saya harus tetap punya kuota yang cukup. Jadi smartphone itu pintu dunia bagi saya. 

Excite everyday life seperti imajinasinya penulis dalam karangan, jika hidupnya terputus dari jaringan internet. Serius, ini tidak berlebihan. Karena itu pula penulis harus bisa selalu menjaga jaringan internetnya dari "pintu dunia" miliknya. Keluar masuknya informasi juga sebagai inspirasi atas isu-isu daerah yang saat ini sedang terjadi. Bayangkan saja kita tidak tahu ada masalah serius yang menimpa saudara kita di ujung timur Indonesia sana. Memang kita tidak bisa membantu secara langsung dan cepat, tapi dengan teknologi super canggih sekarang ini kita bisa membantunya secara maksimal sesuai kemampuan.

Akhirnya mau tak mau kita meski #readytoswitch, kita nyalakan lagi semangat perubahan. Optimis dalam menapaki setiap jengkal kesulitan pada masa pandemi ini. Karena kita tahu hampir setiap sektor mengalami kerugian, bahkan banyak perusahaan sampai bangkrut. Akibatnya PHK (pemutusan Hubungan Kerja) seperti air bah yang melanda negeri. Masyarakat dalam kesulitan, kehilangan mata pencarian, kalau begini terus siapa yang menjamin kita tetap bertahan? Tidak ada!

Jika mampu memainkan peran di dunia digital sebaiknya mengambil peluang yang ada. Ambil peluang itu meskipun harus merogoh kantong, ya, minimal punya paket data. Oh, iya, switch punya paket murah yang bikin kantong kita tidak jebol, kuotanya mulai 50 ribu rupiah. Dengan 50 ribu rupiah sudah dapat data 3 gigabyte (speed priority), free calls to switch free stay connected (T&C applied) free 5 minutes calls to all operator, masa aktif 28 hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun