Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi September dan Senyuman Kemenangan Sang Jendral

9 September 2016   01:50 Diperbarui: 9 September 2016   03:07 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TNI AD tidak cocok dengan PKI, mereka musuh bebuyutan sebagai saudara sendiri setanah air Indonesia.

Dan sejak SD kita sudah mengenal NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme). Itu adalah konsep politik yang dibangun oleh Bung Karno. Ia sesosok yang bisa menyatukan berbagi elemen rakyat Indonesia.

Dan tragedi 1965 mengubah itu semua... sejak terbunuhnya tujuh jendral. Komunis bagaikan sosok manusia yang mengerikan, menakutkan, dan harus ditumpas habis semuanya. Sampai-sampai banyak sekali para korban yang bukan PKI ikut menerima risikonya. Dipenjarakan tanpa persidangan. Di kamp-kamp militer. Dioper ke pulau Buru, Nusa Kambangan. Bahkan sampai mati, tetap menjadi status tahanan politik.

Itulah era di mana sang penguasa naik tahta dari mayat rakyatnya sendiri, saudara setanah airnya sendiri, atas kekejaman demi kekuasaan.

Sang Jendral tersenyum, ia naik tahta menjadi orang nomor satu di Indonesia. Semua yang berkaitan dengan komunis dan Soekarno dilarang. Apa-apa yang dilarang dan diizinkan semuanya meski atas rido sang jendral.

Lama sekali sang jendral itu menjabat... 32 tahun, bayangkan?! Dulu mahasiswa, politikus, kaum intelektual yang gemar mengkritik Soekarno, saat itu tak berkutik melawan si orde baru. Meskipun hanya dengan tulisan. Hanya beberapa kaum intelektual saja yang menentangnya, dan itu dibayar dengan masa tahanan di sel.

Lalu sudah masanya ia harus lengser, tahun 1998 sang jendral harus terdepak dari kursi kepresiden, sebab perekonomian Indonesia carut marut. Reformasi baru dikenal Indonesia. Mereka yang gigih sekali bersuara reformasi adalah Amin Rais dan Megawati. Dan tentu saja jagoan kita mahasiswa yang harus diganjal dengan nyawa. Berakhir sudah masa keemasan sang jendral menguasai Indonesia. Meskipun kekuatan politiknya di Indonesia masih ampuh saat tak lagi menjabat, namun tidak sehebat masa ia jadi presiden.

Beberapa tahun kemudian, mulai terkuak berbagai kasus korupsi oleh sang jendral. Sampai-sampai ia harus dihadapkan dalam hukuman di posisi masa ringkihnya, sang jendral sudah sakit-sakitan. Dan ia nobatkan sebagi pemimpin yang paling terkorup sedunia. Semesta mengetahui itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun