Pemprov juga meminta kepada seluruh bupati agar mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk menekan angka penyebaran virus COVID-19 ditingkat desa. Permintaan tersebut terlampir dalam surat edaran Gubernur Banten Nomor 440/876-BPPMD/2020 tanggal 15 April. Dalam surat edaran itu Gubernur meminta kepada Bupati agar menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk diberikan kepada kelompok masyarakat terdampak COVID-19. Kelompok masyarakat itu adalah balita, warga yang tengah sakit, dan warga yang rentan sakit.
Pemprov Banten melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten juga akan menekan angka pengangguran dengan memberikan bantuan modal bagi Koperasi dan Pelaku UKM yang besumber dari Dana Tidak Terduga dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Selain memberikan bantuan, para peserta dilatih untuk mengelola dan memanfaatan teknologi informasi, serta memfasilitasi Non Perfoming Loan (kredit bermasalah) yang bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) terkait rescheduling.
Terlepas dari itu semua, berdasarkan proyeksi Kementrian Keuangan,dampak dari COVID-19 terhadap perekonomian dunia akan mengalami kontraksi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dalam kondisi minus 5 persen. Dan yang masih bisa dibanggakan  bahwa perekonomian Provinsi Banten diproyeksikan akan berangsur-angsur positif.Â
Dilaporkan bahwa pasar kini sudah mulai ramai. Omzet pedagang yang tadinya sempat turun hingga 50 persen, kini sudah naik lagi hingga 95 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan III pada tahun ini pun diperkirakan juga akan tumbuh positif dibandingkan triwulan II tahun ini, hal ini didukung oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan membaiknya kinerja ekspor-impor terutama antar daerah.
Dari hasil yang kita lihat, usaha Pemprov Banten untuk memulihkan kembali ekonomi bisa dibilang sukses,walaupun ada penyelewengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional yang malah digunakan untuk pembangunan sport center,tetapi tidak lupa juga kita melihat fakta bahwa ekonomi pada triwulan III meningkat daripada trwiulan II,dan juga memiliki cara tersendiri untuk menekan angka pengangguran dengan bantuan modal UMKM.
*Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.