Seorang kawan yang menabrak mobil, mengucap syukur. Mula-mula karena ingin melambung mobil di depan, ia mengebut kendaraannya hingga tak menyangka bahwa ada kendaraan lain dari arah berlawanan, seketika seperti mimpi ia mengerem kendaraan, wah bahaya, rem kurang berfungsi, walhasil dia menabrak mobil yang sebenarnya telah melambat dan berhenti saat melihat kendaraan kawan tadi. Tetapi tetap tak tercegah, benturan terjadi. Bagian depan kendaraan kawan tadi penyok, patah. Mobil yang ditabrak juga memar parah.
Dia kaget, terdiam lama, lalu berucap syukur Alhambudlillah, coba saja jika seandainya mobil dari arah yang berlawanan itu kebut dengan kecepatan tinggi, apa yang terjadi ??? bisa fatal.
Ada juga kawan yang mengalami kegagalan saat hendak melamar pekerjaan pada perusahaan yang didamba. Daripada berdiam, usaha kecil-kecilan dibuka, ternyata usaha semakin maju, lalu diversifikasi usaha ditempuh, kini ia sukses sebagai wirausahawan dengan sejumlah karyawan, padahal untuk ukuran anak muda seusia dia, sepertinya mustahil dia sanggup merengkuh semua posisinya sekarang.
Dalam bahasa kaum arif, biarkan energi kuantum bekerja indah memekarkan bakat luhur kemanusiaan kita, itu jika sepakat bahwa tak ada satupun harapan yang sia-sia.
Terkadang dalam sesuatu yang kita namakan bencana atau ‘kesialan/ kurang beruntung’ tersembunyi uluran cinta kehidupan yang ingin menyelamatkan kita dari kerugian yang lebih jauh. Ada banyak rahasia dalam hidup yang tertunda untuk dimengerti, justru ketika kita sangat ingin untuk memahaminya, biasanya seiring waktu, perlahan terlepas jawab atas segala tanya dan keingintahuan, diberikan oleh Allah sesuai kadar kebutuhan jiwa kita.
Mengingat kawan tadi, marilah perbanyak bersyukur Alhamdulillah......