Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Sushi Paling Enak sedunia di Tokyo

30 Mei 2015   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi dan kuliner berpadu dengan budaya  di Pasar Tsukiji ,  Tokyo, Jepang. Di sini, Anda dapat mengunjungi pasar tradisional  sekaligus melihat cara memotong ikan ukuran besar.  Bangunlah sebelum matahari terbit untuk melihat lelang ikan disini. Lalu jangan lupa untuk menyantap sushi yang langsung dibikin fresh oleh kokinya di  restoran-restoran disekitar pasarnya.

Sebagai turis di negeri  sakura tentu ingin menikmati makanan lokal sepuasnya. Rahasia untuk menemukan makanan asli yang menggunakn bahan terbaik dari gunung dan laut ada di Pasar Tsukiji. Pasar Tsukiji adalah pasar lelang ikan terbesar di Jepang yang terkenal dengan restoran sushinya.

Kunjungan ke Pasar Tsukiji paling bagus diakhiri sarapan sushi segar atau makan siang di salah satu restoran lokal. Kabarnya rasa sushi disini terenak di dunia karena langsung atau fresh  dibuat di depan tamu restoran ketika sudah duduk memesan.  Restoran  buka dari pukul  05.00 di pagi sampai pukul 14.00 waktu setempat. Perhatian Jepang terhadap detail , dan mengutamakan bahan terbaik  bahan dalam makanan yang benar-benar dapat mengubah  selera Anda.

[caption id="attachment_421423" align="alignnone" width="640" caption="suasana dalam restoran sushi di Pasar Tsukiji Tokyo"][/caption]

Jangan kaget dengan antrian untuk ingin makan sushi di pasar lelang ikan ini. Karena makanan favorit saya sushi   maka tidak ada masalah dengan antrian untuk mencoba makanan ini.Ternyata yang membuat antrian panjang adalah   ruangan restorannya sempit kayak warung warteg di Jakarta. Jadi pembeli  harus antri  sebelum masuk restoran, karena restoran hanya bisa bisa menampung 12 orang di waktu yang sama .Ada beberapa pilihan restoran karena semua memakai huruf kanji untuk  nama-nama restorannya saya sengaja memilih masuk restoran yang paling panjang antriannya dengan harapan sushinya paling enak rasanya.

Saya datang kesiangan , antrian telah mengular panjang dan saya lihat banyak penduduk lokal Jepangyang ikut antri bukan hanya turis. Antrian sekitar setengah jam diluar gedung  untuk makan sushi di dalam cukup  20 menit saja. Ternyata masalah  antrian karena jumlah  kursi duduk di dalam ruangan hanya untuk 12 kursi. Tamu diatur  masuk dari  pintu depan dan keluar dari pintu belakang

[caption id="attachment_421425" align="alignnone" width="640" caption="sushi toping ikan belut laut enak banget"]

14329950821232935570
14329950821232935570
[/caption]

Meski harga satu paket sushi lengkap isi 12 biji sushi disini tergolong mahal 35.000 yen atau Rp 400.000 saya tetap antri untuk merasakan nikmatnya makan sushi di negara asalnya. Setelah melewati antrian, pengunjung dipersilahkan duduk. Saya langsung mendapat layanan  segelas teh hijau dan  lap handuk hangat untuk membersihkan tangan. Sup panas berisi sayur seperti bayam  untuk  makanan pembuka sebelum makan sushi juga dihidangkan.

Barulah setelah makan sup,  aneka sushi dengan berbagai macam toping dikeluarkan.Saya pesan sushi paket lengkap dengan toping pilihan bulu babi, belut, telor ikan,udang, kepiting,  tuna, salmon, cumi, dadar telur, tenggiri  dan tiram. Koki  baru membikin sushinya setelah tamu siap untuk menyantap dan membikin sushinya berdasarkan jumlah pesanan.

[caption id="attachment_421426" align="alignnone" width="640" caption="antrian di luar, untuk mau masuk restoran sekitar satu jam"]

1432995142770970118
1432995142770970118
[/caption]

Paling lezat rasanya makan sushi toping  bulu babi warna kuning. Rasanya licin di lidah dan langsung tertelan di tenggorokan karena licinnya. Jangan khawatir dengan namanya bulu babi disini nama jenis ikan jadi tetap halal. Kedua makan sushi toping  telor ikan  berwarna merah orange terasa dingin di  lidah dan rasa lezatnya sushi disini rasanya sudah tidak bisa diceritakan lagi  karena benar-benar bahan terbaik diambilnya. Nasi untuk bahan sushi juga pulen dan lengket di tangan. Benar-benar sushi yang terenak yang saya makan selama ini lezatnya.

Jika Anda di  restoran sushi , tapi tidak dapat  makan ikan mentah , biasanya ada beberapa alternatif pilihan toping . Misalnya tamago yang berisi  berbagai sayuran beras , dan inari yang  sangat lezat  dengan  beras dalam bungkus manis tahu goreng. Atau  kappa maki  yaitu irisan timun  digulung nasi dan dibungkus nori .

Disini cara makan sushinya  sepotong demi sepotong dari urutan koki menyuguhkan sushinya. Jadi koki mengeluarkan dua jenis sushi sebanyak empat potong dulu dari total yang dipesan. Setelah sushi  pertama habis di piring baru dikeluarkan lagi sushi toping lain untuk menjaga  kesegarannya.

Ketika makan sushi , apabila Anda tidak bisa makan memakai  sumpit  bisa diterima disini untuk menggunakan tangan , dengan  mencelupkan sepotong  sushi kedalam  bumbu  saus kecap sushi. Di Jepang  wasabi lobak sudah tercampur dan  bersembunyi di  saus kecap .Tetapi Anda selalu dapat menambahkan wasabi lebih sesuai dengan selera.Irisan acar jahe tersedia untuk menambah selera makan  dan  teh hijau selalu tersedia secara gratis .Acar jahe putih disini sangat segar dan sangat menambah selera makan.

[caption id="attachment_421427" align="alignnone" width="640" caption="suasana di dalam restoran terasa sempit seperti makan di wateg jakarta"]

143299520881645882
143299520881645882
[/caption]

Pembayaran restoran disini harus tunai tidak menerima kartu kredit. Jadi siap dengan uang yen. Saya makan berdua dikenakan pembayaran  Rp 800.000 atau 70.000 yen memang terasa mahal dibanding maka sushi biasa di Jakarta tapi enaknya tidak bisa dibandikan dengan makan di  negara asalnya Jepang.

Setelah puas makan sushi saya mencoba masuk melihat  kedalam  Pasar Tsujiki yang melegenda itu. Sayang saya datang kesiangan sekitar pukul 11.00 siang sehingga saya  hanya melihat satu tempat  seorang pedagang ikan sedang memotong ikan besar sepanjang satu meter.

Dengan pisau tipis seperti samurai mereka memotong ikan  memanjang hanya satu kali pas di tulangnya yg tersisa. Sangat mengkagumkan cara memotong ikannya. Banyak turis asing lainnya yang ikut memotret cara memotong ikan raksasa ini. Pedagang ikan di pasar ini juga dengan ramah meminjamkan pisaunya kepada turis untuk foto pura-pura memotong ikan.

Kalau ingin melihat lelang ikan yang  terbuka untuk masyarakat umum . Anda harus berada disini  sekitar pukul  05.00 pagi  untuk melihat sistem lelang ikan salmon yang besarnya segede badan orang dewasa. Tapi untuk melihat proses lelang ini harus mendaftar dulu ke pusat turis di Pasar Tsukiji kemudian pengujung dibatasi sehari 60 orang saja setiap paginya.

[caption id="attachment_421428" align="alignnone" width="640" caption="lap tangan hangat dan teh hijau diberikan sebelum sushi datang"]

143299530010116330
143299530010116330
[/caption]

Kalau datang kesiangan seperti yang saya alami hanya bisa melihat kios-kios  ikan yang menjual berbagai macam ikan, kerang dan kepiting.  Hiruk -pikuk kegiatan penjualan ikan untuk memasok seluruh restoran di  Jepang bagusnya  pukul 08.00  pagi.

Disarankan datang kesini sebelum pukul 14.00 karena pasar akan tutup . Meskipun pasar  disini bersih dan tidak bau seperti pasar tradisional di Indonesia tapi disarankan tidak menggunakan hak sepatu tinggi, baju bagus, dan membawa anak kecil karena banyak alat-alat tajam dan kendaraan kerja berat disini yang hilir mudik di dalam pasar.

[caption id="attachment_421429" align="alignnone" width="640" caption="koki yang membuat sushi fresh di restoran pasar tsukiji"]

14329955741979037464
14329955741979037464
[/caption]

Toko-toko eceran kecil dan restoran ramai di sepanjang jalan yang sempit . Menarik juga menelusuri jalan-jalan disini  untuk melihat aneka suvenir magnit kulkas  sushi palsu dari plastik,  aneka pisau dan makanan  segar yang berasal dari laut . (Asita DK Suryanto)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun