Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Inerie di Bajawa Flores Mengandung Mistis

19 Desember 2015   15:55 Diperbarui: 20 Desember 2015   02:38 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Puncak Gunung Inerie dari Cafe Manulalu"][/caption]

Gunung Inerie adalah salah satu gunung berapi yang ada di  Pulau Flores. Gunung ini terletak di Kabupaten Ngada dan di kaki bukitnya ada kampung adat yang terkenal bernama  Kampung Bena.  Namun spot terbaik untuk melihat puncak gunung ini di Cafe Manulalu di luar  kota Bajawa. Dari sini kita akan melihat Gunung Inerie  dengan sangat dekat .

Arti nama gunung Inerie itu di ambil dari kata "Ine" yang artinya ibu, dan "Rie" yang artinya cantik. Jadi Gunung Inerie adalah ibu yang cantik. Gunung ini masih aktif dan terakhir meletus tahun 1970. Gunung  yang kelihatan tidak tinggi ini dibanding gunung-gunung yang ada di Jawa terasa dekat dari Vila Manulalu. Gunung  dengan ketinggian 2.245 meter pada musim kemarau  sekitar bulan Juli-Agustus  banyak didatangi pendaki yang mencoba menaklukan puncaknya.

Perlu waktu  sekitar 3 sampai 4  jam untuk mendaki  dan menikmati sunrise yang indah di puncak Gunung Inerie. Jadi berangkat pukul 03.00 pagi menuju puncak adalah saat yang tepat untuk melihat sunrise. Sangat dibutuhkan pemandu pendaki gunung dan bekal makanan. Titik point untuk memulai pendakian dari Desa Watumeze dengan memanfaatkan jasa pemandu lokal. Dari Kota Bajawa ke Desa Watumeze sekitar 10 kilometer  dengan naik ojek perlu ongkos Rp 25.000.

Saya  sendiri lebih suka menikmati puncak Gunung Inerie dari Kampung Bena  dan Cafe Manulalu. Dari Kampung Bena  kelihatan , gunung ini tetap nampak gagah dengan bagian lereng yang sedikit gundul. Dari Kampung Bena sudah kelihatan  perbukitan yang berlapis-lapis karena kontur tanahnya yang tidak rata. Di puncaknya  terlihat hutan yang cukup lebat. Sedangkan lereng gunung ini dimanfaatkan penduduk lokal untuk berkebun sayur-sayuran .

[caption caption="hutan di sekitar Gunung Inerie"]

[/caption] 

Pemandu lokal dari Vila Manulalu mengantar saya berjalan-jalan di hutan di kaki Gunung Inerie. Bau basah tanah dan embun pagi membuat segar udara dan terasa udara segar yang  masuk untuk bernapas ini benar-benar  bebas dari polusi. Dia  mengajak melihat sungai yang dipenuhi belerang dari Gunung Inerie. Sungai tidak berisi air tapi bongkahan belerang yang bisa menyala apabila diberi korek api. Di waktu malam bongkahan batu belerang bisa untuk hiasan halaman dengan dinyalakan pakai korek api. Pemandangan yang langka penerangan dengan bongkahan batu belerang

[caption caption="sungai mengandung belerang"]

[/caption]

Pemandangan dari  Cafe Manulalu  yang terbaik adalah  di waktu matahari terbit atau sunrise. Sejauh mata memandang  kelihatan atap rumah Kampung Bena,  laut, dan pegunungan di tepi gunung berapi  yang mengeluarkan bau asap belerang. Gunung Inerie memiliki mistis bentuk puncak gunungnya  bagi yang melihat ada yang  kelihatan seperti piramida. Tetapi ada pula yang melihat puncaknya seperti segitiga. Semua tergantung dari  sisi mana melihatnya. Dari Kecamatan Aimere beberapa orang melihat puncak Gunung Inerie seperti  piramida puncaknya. Sering  tertutup awan puncaknya di bulan Desember ini . Dalam perjalanan mobil dari Bajawa ke Ruteng di awal perjalanan akan dilihat puncak Gunung Inerie yang terasa sedikit gersang di musim kemarau ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun