[caption id="attachment_351859" align="aligncenter" width="560" caption="pintu gerbang desa tutul sebagai desa kerajinan"][/caption]
Kalau berkunjung ke Jember mampirlah ke Desa Tutul, di Kecamatan Balung Jawa Timur yang sudah  menjadi desa percontohan sentra industri kecil. Ditandai dengan banyak industri kecil dan kerajinan yang meningkatkan taraf hidup masyarakat.
[caption id="attachment_351860" align="aligncenter" width="384" caption="pengrajin tasbih sedang bekerja"]
Contoh kerajinan yang dihasilkan di Tutul adalah tasbih, gelang, kalung, gantungan kunci, dan keperluan rumah tangga lainnya. Kerajinan-kerajinan tersebut  sebagian besar terbuat dari kayu.
Sebagai pusat produksi kerajinan kayu berupa manik-manik gelang, kalung dan tasbih yang palingbanyak diproduksi sekarang ini berbahan kayu. Ribuan warga yang mahir membuat aneka aksesori dari kayu bisa menembus ekspor ke Cina dan dijual lokal di Banyuwanagi, Bali, Jakarta, Surabaya dan kota lainnya.
[caption id="attachment_351862" align="aligncenter" width="480" caption="kepala gantungan tasbih berbentuk tulisan arab"]
Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, dari total 9.989 warga Desa Tutul, ada sekitar 1.057 orang yang berprofesi sebagai perajin. Oleh Menteri Muhaimin Iskandar dinobatkan Desa Tutul sebagai salah satu desa produktif di tanah air.
[caption id="attachment_351863" align="aligncenter" width="480" caption="butiran biji tasbih"]
Desa ini berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Jember. Letaknya yang relatif jauh dari kawasan ekonomi perkotaan, mendorong warganya berupaya keras membangun industri dengan keahlian yang dimiliki. Tak heran, kemampuan membuat kerajinan dari kayu ibarat sudah mendarah daging bagi warga Desa Tutul.
[caption id="attachment_351865" align="aligncenter" width="360" caption="pengrajin rasbih sedang menghitung tasbih yang selesai diproduksi"]
Lantaran bersifat industri rumahan, kegiatan produksi dilakukan warga di rumah masing-masing. Salah satu warga yang berbisnis kerajinan tasbih selama 17 tahun, Acmad Soni (35 tahun) mengatakan pihaknya tetap eksis membuat tasbih karena pasaran stabil.
[caption id="attachment_351866" align="aligncenter" width="480" caption="kepala tasbih yg kiri untuk muslim dan yang kanan untuk buddha"]
Paling rame pesanan pada musim jemaah haji pulang haji untuk oleh-oleh sanak saudara. Harga tasbih kayu di Desa Tutul tergolong murah mulai Rp 30.000 per kodi sampai Rp 50.000 per kodi isi 20 biji untuk bahan kayu kukun. Sedangkan tasbih kayu paling mahal dari bahan kayu gaharu Rp 300.000 per buah untuk ukuran besar. Sedangkan per kilogramnya tasbih gaharu bisa mencapai Rp 1 juta .
[caption id="attachment_351868" align="aligncenter" width="480" caption="cara merangkai tasbih bahan kayu dikaitkan di tongkat kayu"]
Soni menambahkan, mayoritas warga Desa Tutul memang berprofesi sebagai perajin kayu. Perajin sering melimpahkan order kepada warga sekitar. Sekarang,Soni sudah mempekerjakan sebanyak 20 perajin di rumahnya yang sekaligus menjadi pabrik kayu pemrosesan tasbih dengan upah sekitar Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per hari.