Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Nadiem Makarim Tolong Segera Bikin Kurikulum Darurat Masa Pandemi

28 Juli 2020   21:07 Diperbarui: 29 Juli 2020   19:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponakanku sekolah TK belajar online (dok pribadi)

Pembelajaran jarak jauh masih akan berlanjut pada tahun ajaran 2020/2021 ini. 

Anak-anak yang bersekolah di tingkat TK sampai SMA dipastikan akan tetap terhambat pembelajarannya karena hingga kini dari Kemendikbud dan Menterinya Nadiem Makarim belum ada upaya membuat kurikulum darurat untuk mengatasi kendala pembelajaran jarak jauh.

Akses kepemilikan telepon genggam dan komputer serta akses internet tetap menjadi kendala pembelajaran daring. Ini terutama tetap dialami siswa dari keluarga miskin dan siswa yang tinggal di Indonesia Timur yang tidak ada fasilitas listrik dan jaringan internet.

Riyadi Ariyanto seorang guru SMK di Jember, Jatim yang dihubungi penulis mengatakan hampir 95 persen murid-muridnya tidak memiliki paket internet karena kendala masalah ekonomi. “Untuk beli beras aja susah apalagi beli pulsa,”ujar Riyadi

Riyadi mengusulkan agar Mendikud segera mengeluarkan kurikulum darurat  untuk cara  mengajar guru selama masa pandemi yang kemungkinan sampai akhir  tahun 2020 berlanjut.

Riyadi menambahkan selama ini sebagian besar siswa di sekolahnya tidak dapat mengikuti pembelajaran. Pembelajaran daring tidak bisa berjalan karena sebagian besar siswa tidak mempunyai telepon pintar, kualitas koneksi internet juga buruk. Namun, pembelajaran secara luring juga terkendala rumah siswa yang jauh dan medannya sulit, bergunung-gunung yang tinggal jauh dari kota.

Pak Riyadi sedang mengajar online (dok fb riyadi)
Pak Riyadi sedang mengajar online (dok fb riyadi)

Diharapkan para guru mau mengunjungi siswa yang rumahnya tidak jauh dari beberapa muridnya untuk belajar kelompok minimal seminggu sekali.

Pembelajaran pada tahun ajaran baru ini diusulkan untuk di daerah yang muridnya tidak memiliki akses internet, para guru aktif utuk datang ke rumah murid dan mengajak murid secara aktif diajak bekerja sama melaksanakan tugas kelompok minimal seminggu sekali dengan tatap muka tetapi tetap menjaga protokol kesehatan.

Menurut Riyadi, seringkali para melakukan kesalahan karena  guru menggunakan tehnologi daring dalam pembelajaran. Sering terjadi  guru mengandalkan mesin-mesin aplikasi bekerja untuk mengajar murid mereka. Tidak bisa dan tak akan pernah bisa. Jika bisa, kelas akan berjalan kering dan akan berpusat hanya pada pemenuhan kerja soal atau tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun