Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontroversi Busana Cinta Laura di Acara JFC Tidak Tepat

8 Agustus 2019   04:45 Diperbarui: 8 Agustus 2019   08:05 2216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Busana Cinta Laura di JFC (ig cinta laura)

Jember Fashion Carnaval telah selesai digelar dengan sukses meski terjadi kontroversi dengan penampilan artis Cinta Laura yang dianggap seronok.

 Kemarin beberapa perwakilan dari organisasi massa melakukan demo di depan kantor Pemda Jember memprotes penampilan Cinta Laura yang konon katanya merusak wibawa Jember sebagai kota santri.

Menurut saya pribadi, masyarakat yang melakukan demo tersebut mainnya kurang jauh. Karena penampilan sehari-hari anak-anak gadis di mall-mall Jakarta sudah biasa memakai celana  hot pans dan baju tank top seperti busana yang dipakai Cinta Laura hanya lebih simple karena bukan untuk peragaan mode.

Yang lebih lucu lagi yang melakukan demo tidak pernah terdengar mendemo praktek pelacuran liar di daerah antara kawasan jalan raya antara  Paleran-Kencong dan Tanggul .

Di kawasan tersebut di malam hari yang konon katanya suasana jalanan kalau malam hari diabiarkan gelap tidak ada lampu penerang jalan.

Praktek pelacurabn liar di sana selama ini dibiarkan oleh masyarakat dan aparat. Jadinya aneh kalau yang gini-gini praktek pelacuran liar dibiarkan beroperasi sementara sebagian masyarakat menganggap Kota Jember adalah Kota Santri. Yok opo iki rek.

Sebagai warga perantauan yang lahir di Jember merasa prihatin dengan demo dari masyarakat yang  memprotes acara Jember Fashion Carnaval tersebut.

Karena Jember Fashion Carnaval (JFC) telah menjadi salah satu agenda pariwisata nasional yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Presiden Jokowi telah mendukung acara tersebut dengan kedatangannya di Jember pada acara JFC dua tahun yang lalu.JFC adalah salah satu carnaval terbesar di dunia nomer dua setelah Carnaval Rio de Jainero Di Brasil.

Menyikapi para pendemo, Bupati Jember dr Faida telah melakukan permohonan maaf dengan penampilan Cinta Laura .

Tetapi tidak semua tokoh masyarakat Jember mendukung para pendemo.  Mursyid Thoriqoh Naqsabandiyah Wal Qodiriyah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ngasor di Desa Jatiagung, Kecamatan Gumukmas Gus Nur Mustofa mendukung penampilan Cinta Laura di Jember Fashion Carnaval (JFC) sebab penampilannya dalam rangka membangun budaya seni.

Gus Mus, demikian sapaan karib Gus Nur Mustofa,  memberikan pendapat seiring dengan lahirnya pro dan kontra di tengah masyarakat Jember terkait dengan penampian artis ibukota, Cinta Laura di JFC yang mengenakan kostum Hudog dengan memperlihatkan bagian pahanya.

Yang menjadi topik kontroversi penampilan busana  Cinta Laura saya unggah di penulisan halaman Kompasiana ini dengan mengambil foto dari instagram Cinta Laura. 

Dalam captionnya Cinta Laura mengatakan dalam bahasa Inggris: "A people without the knowledgeof therir past, origin and culture is like a tree with no roots. Thank you @jemberfashuioncarnaval for showcasing the cultural diversity Indonesia has to offer!. 

Dalam komentarnya di instagram Cinta Laura, pihak manajemen JFC mengatakan : Cinta Laura, terima kasih telah menjadi bagian perjuangan JFC untuk Indonesia dan Dunia. You're part of our special History. Let make another one, we love you JFC Face of 2020. Foto di instagram tersebut juga dikomentari oleh Didit Maulana, desainer kondang dengan ucapan: In awe Cinta .

Cinta Laura sbg ikon JFC (ig cinta lsura)
Cinta Laura sbg ikon JFC (ig cinta lsura)
Instagram JFC juga mengunggah foto Cinta Laura dengan caption: JFC punya visi sama dengan Cinta laura.Rasa cinta tanah air dan keinginan berjuang untuk harumnya nama Indonesia di kancah internasional adalah concern kami bersama. Thx a lot @cintalaura for your big support for us. See you on the street Carnaval , see you in Jember, the world Carnival City.


Ditambahkan oleh Gus Mus,  JFC harus tetap  jalan tapi tidak harus di jalanan, soal desain pakaian itu sama halnya ada desain Tuhan  dalam Asmaul Husna, keindahan (Al-badi') digambarkan dengan desain fisik pakaian, sedang (Al-jamil) digambarkan kecantikan makhluk, jika keduanya dipadukan akan terjadi hukum etika," ujar Gus Mus dikutip dari Majalah Gempur.com.

 "Kalau etika seni maka boleh-boleh saja. Namun, jika etika ibadah mungkin tentang aurat yaa akan dipersoalkan. Jika sekelompok mengatasnamakan aliansi santri Jember menolak JFC, itu wajar. Karena mereka kaum santri yang ngaji dan tidak biasa melihat busana non muslim yang seronok.

Etika itu, sambung Gus Mus, memang akan bicara antara pantas dan tidak pantas, antara Al-Jamil dan Al-Badi' oleh sebab itu pasti muncul pro dan kontra sebab keduanya melihat dan menilainya dengan cara yang berbeda. Antara santri yang mengaji kitab dan santri desainer yang beramal melalui penampilannya di JFC.

Para santri yang demo  mengatasnamakan Aliansi Santri Jember itu menilai event tahunan JFC telah menjadi ajang mengumbar aurat.

Dalam aksinya mereka membentangkan poster bertuliskan kecaman terhadap JFC. Di antaranya "JFC merusak moral anak-anak", "Jangan lagi ada tontotan porno di Jember", "Jember kota santri jangan dikotori maksiat".


Koordinator aksi, Fatorrahman, menuntut manajemen JFC meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Jember. Sebab, menurutnya JFC tahun 2019 telah menampilkan aksi vulgar dengan penampilan sejumlah model yang memperlihatkan bagian tubuh bahkan sampai ujung paha.


"Buka-bukaan paha di ruang publik, bukan budaya kita. Apalagi di alun-alun, ini ada tempat pendidikan dan tempat ibadah. JFC ditonton orang banyak, sangat tidak etis melanggar norma masyarakat," katanya.

Busana yang dipakai Cinta Laura seperti dalam foto di halaman ini dihiasi jubah dan potongan kain bertumpuk warna hijau tersebut, memang terlihat terbuka dan memamerkan aurat yakni bagian kaki atas Cinta Laura.


Wakil Bupati Jember Muqit Arief menemui pengunjuk rasa dan menyatakan atas nama Pemerintah Kabupaten Jember menyampaikan permohonan maaf. "Ke depan kami akan melakukan seleksi terhadap busana yang akan ditampilkan JFC. Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat,”  katanya.

Muqit mengaku ada keteledoran yang dilakukan manajemen tentang busana yang dikenakan Cinta Laura maupun Putri Indonesia, Frederika Alexis Cull, serta puluhan top model yang mengenakan busana karya Anne Avantie.

"Faida mengatakan, perlu ada regulasi yang memastikan dan mengatur  kegiatan apa pun, pada masa mendatang, agar tidak menabrak norma-norma adalam masyarakat," tutur Bupati Jember, dr Faida di depan wartawan di Jember.

Menurut pengamatan penulis, penyanyi-penyanyi dangdut koplo di lingkungan Jember juga sering menyanyi dengan busana seronok. Ditambah mereka menyanyi sambil bergoyanag yang erotis di kampung-kampung kok gak di demo oleh ormas tertentu tersebut.

JFC setiap tahun menyelenggrakan pagelaran busana super mewah dan kreatif . Tahun 2019  ini yang menjadi bintang utama adalah Cinta Laura yang menjadi  ikon modelnya.

JFC adalah karnaval busana dengan tema kolosal dan kreatif  di atas jalan raya sepanjang 3,6 kilometer dan diikuti 600 orang model yang berasal dari warga biasa. Peserta berjalan mulai Alun-alun Jember sampai ke Gedung Olahraga Kaliwates.

Untuk  tahun ini rangkaian acara dimulai pada tanggal 31 Juli sampai puncaknya acara tanggal 4 Agustus hari Minggu kemarin dimana untuk pertama kalinya tahun ini JFC digelar tanpa sentuhan tangan Dynand Fariz yang telah almarhum dan meninggal dunia di Jember di kampung halaman yang dicintainya.

Anne Avantie sebagai sahabat Fariz sekaligus perancang busana nasional terutama jenis kebaya menyumbangkan pagelaran karyanya di acara tersebut dengan tema cinta "Selalu Di Hati." untuk mengenang jasa almarhum Dynand Fariz.

Tahun ini mengambil tema "tribal Grandeur" dan "Tribute to Dynand Fariz" menampilkan beberapa puteri Indonesia antara lain Puteri Indonesia tahun 2019 yaitu Frederica Cull.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun