Mohon tunggu...
Asikin Hidayat
Asikin Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di Majalengka.

Saya hanya suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Kemenangan Persib

3 September 2022   13:18 Diperbarui: 3 September 2022   13:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tidak hendak membuat telaah tentang Persib. Ini hanya sebuah kelakar saja dari seorang "penggemar" Persib yang berdomisili di luar Kota Bandung, bahkan kabupaten Bandung pun bukan. Saya orang Majalengka yang berjarak 80 km lebih dari Bandung namun tergila-gila terhadap Persib.

Saya sendiri merasa heran, kenapa saya yang bukan orang Bandung kok tergila-gila dengan Persib yang tak ada tautan saudara, bahkan dengan siapa pun yang ada di tubuh Persib. Tetapi, ketika melihat kenyataan dalam 5 pertandingan terakhir Persib hanya mampu menang 2 kali dan selebihnya Persib kalah, hati saya merasa sakit. Beneran.

Barangkali yang merasa sakit saat Persib menelan kekalahan bukan hanya saya, tetapi dirasakan juga oleh pecinta Persib di seantero Jawa Barat. Ini bisa dipahami, karena Persib sudah men-jawabarat. Jika Persib menang, seolah Jawa Barat yang menang, demikian pula sebaliknya, jika Persib kalah, maka Jawa Barat merasakan kesedihannya.

Sebagai sampel, di salah satu WAG yang saya ada di dalamnya, dan anggota WAG itu tidak seorang pun berdomisili di Bandung, ramai saat berkomentar saat Persib menelan kekalahan. Semuanya bernada sedih, kecewa, menyesal. Sebagian ada yang menyalahkan sistem kompetisi, semangat bertanding, pelatih, bobotoh dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa Persib ada di hati semua orang jawa Barat, atau di hati orang Sunda yang bahkan berdomisili di luar Jawa Barat.

Fanatismekah? Bisa jadi. Saking cintanya kepada Persib, bobotoh seperti ikut bertanggung jawab atas eksistensi Persib. Bobotoh ikut terlibat mengusulkan apa yang sebaiknya dilakukan manajemen Persib untuk kejayaan Persib. Termasuk iku mempertimbangkan pelatih. Tersingkirnya Robert Albert dan masuknya Luis Milla juga antara lain di dalamnya atas usulan dan pertimbangan bobotoh.

Kini, setelah datangnya Luis Milla sebagai pelatih baru Persib, akankah Persib mampu mengalahkan lawan-lawannya? Sepertinya ini pertanyaan perjudian yang harus dijawab dengan performa. Sebab siapapun yang menjadi lawab persib, jika mental bertanding yang lemah, maka kemenangan akan menjadi mimpi saja.

Setiap kali menonton Persib bermain, seperti ada beban beban yang tertumpuk di pundak para pemain. Bahkan pemain sebagus Mark Klok, Riki Kabuaya, Rahmat Irianto pun seperti kebingungan bermain. Ada apa gerangan dengan mereka? Bukankah satu pemain saja pincang, pemain lain pun akan merasakan kepincangannya. Padahal sepakbola adalah permainan tim yang harus utuh.

Adakah bobotoh yang terlalu berharap dan mendesak Persib selalu meraih kemenangan dalam setiap laga? Bisa jadi iya, hingga beban pun kemudian menjadi batu sandungan. Karuan saja, jika beban itu terus ada, kemenangan hanya harapan hampa saja jadinya.

Jika demikian adanya, mari kita berharap, berdo'a dan tidak terlalu memaksakan kehendak untuk mewujudkan Persib selalu menjadi pemenang. Akan tetapi juga jangan pasrah apa adanya, karena kekalahan bukan kenyataan yang diharapkan.

Sebaiknya kita berikan mereka (para pemain) untuk bermain lepas. Tanpa beban. Maka insya Alah kemenangan akan menjadi milik Persib. Mari menjadi bobotoh yang baik dan santun, sehingga Persib merasa dimiliki tidak saja saat meraih kemenangan, namun juga saat keterpurukan melanda.

Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun