Mohon tunggu...
Asih Rangkat
Asih Rangkat Mohon Tunggu... lainnya -

Mewujudkan lamunan dalam tulisan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[DEARPPA] Pusara Cinta

1 Maret 2015   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asih Rangkat

No. Peserta 17

Aku bukan perempuan sempurna yang ditakdirkan untukmu

Bersamaku, keluhku dan keluhmu bagai nyanyian tanpa akhir

Kata berbagi terasa menakutkan di antara perih kehidupan

Kata cinta yang dulu kita ikrarkan kini seperti dongeng antah berantah

Sumpah serapah bagai ejaan yang harus kita sempurnakan

Kedamaian tercipta saat kita berdua tak lagi mampu berbicara

Bahagia kita hanyalah saat kita tak bersua, saling melupakan

Dirimu enggan mengakuiku, demikian pula denganku

Tak ada kata sepakat meski seharusnya kita saling mendekap

Benarkah kita yang dulu saling jatuh cinta dan setia dalam janji?

Berjuta tanya terpendam ketika hati lelah dan menyepi sendiri

Tanpa ikatan hati mengapa di antara kita tak jua beranjak pergi?

Melepaskan diri agar tak saling menyakiti dan menambah luka kian perih

Bertahun pertanyaan yang sama tak mampu jelaskan duka

Penyesalan seperti candu yang tak jua memberi jera

Jiwa dan raga kita tak lagi seirama

Hatiku hampa

Penghambaan hidup yang terpaksa berakhir sia-sia

Belahan jiwaku (dulu ) telah tiada,

Hanya pusara pertanda cinta kita telah lama mati.

===============

14251774822144447455
14251774822144447455

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun