Bab 4
Gelagat Buruk
Pagi itu Sumi memasak sayur lodeh di dapur. Sayuran yang terdiri dari daun melinjo, terong, kacang panjang yang ia petik dari kebun belakang rumah, dan tempe basi. Aktifitas dapur yang ramai dengan alat masak saling beradu.
Di tengah sibuk mengaduk sayur yang hampir matang, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki berat menuju ke arahnya. Sontak ia kaget, segera saja ia menoleh kearah suara itu.
"Bapak??" Â Sumi hampir terlonjak dari tempat duduknya. Pak Karim tersenyum aneh melihat Sumi yang hanya berpakaian daster mini. Melihat bapak tirinya melihat aneh bajunya, ia cepat-cepat berdiri dan menjauh darinya.
"Aku hanya ingin melihat masakanmu sudah matang belum, Sum?" tanyanya. Bapak Karim segera berubah ekspresinya melihat anak tirinya ketakutan.
"Oh gitu to, pak. Ini sudah hampir matang. Sebentar Sumi siapkan nasi untuk bapak sekalian Sumi anter ke sawah untuk emak, " ucap Sumi kemudian.
 Pak Karim duduk di kursi makan sambil memandangi Sumi. Tatapan yang aneh bagi seorang ayah dengan anaknya.
"Ini pak, Nasi beserta ikan asin dan sayurnya sudah matang." Sumi menaruh masakannya di atas meja. Tiba-tiba tangan kekar pak Karim memegang punggung tangan kurus Sumi.
Sumi terkaget dan ingin melepasnya.
"Maafkan bapak ya, sudah kasar terhadap kamu, " ucap bapak pelan. Sumi pun tersenyum. "Akhirnya bapak sadar juga, " batin Sumi.
"Ya pak, Sumi maafkan. Sumi hanya ingin kita semua rukun dan bahagia, begitu pula emak dan kang Seto, yang jarang pulang sampai saat ini."