Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Apakah Teknologi Virtual Reality Hanya untuk Bersenang-senang?

15 Agustus 2018   03:33 Diperbarui: 15 Agustus 2018   04:13 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa lekatkah raga dan jiwa? Kesatuan dua unsur ini didobrak oleh teknologi VR alias virtual reality.

Di Jepang, ada falsafah yang dikenal dengan istilah tamashii, yakni jiwa tanpa raga. Prinsip inilah yang dieksplorasi Michiteru Kitazaki, profesor di Toyohashi University of Technology di Jepang, dengan menggunakan perangkat VR Oculus Rift dan sensor gerakan untuk mencoba memisahkan tubuh dan kesadaran.

Melalui serangkaian eksperimen, Kitazaki ingin mencari tahu apa yang dirasakan pengguna VR saat anggota tubuhnya "terpisah" dari badan mereka, meski hanya di dunia digital - dunia yang menarik semakin banyak orang, baik untuk bekerja maupun bermain.

Dalam satu eksperimen, partisipan menonton tangan dan kaki tanpa tubuh yang bergerak dua meter di depan mereka di sebuah kamar virtual. Ketika tangan dan kaki tersebut lantas menirukan gerak-gerik partisipan, maka para pengguna VR melaporkan perasaan ganjil.

Menurut mereka, teknologi VR membuat mereka merasa bahwa ruang di antara tangan dan kaki virtual adalah tubuh mereka sendiri. Ini berarti, "menghidupkan" tangan dan kaki virtual bisa membuat orang merasa tubuh mereka berpindah menuju avatar tak kasat mata.

Dalam laporan yang lantas diterbitkan di Scientific Reports, Kitazaki dan tim yang dipimpinnya menegaskan bahwa eksperimen mereka sejalan dengan sejumlah penelitian tentang ilusi kepemilikan tubuh.

Studi ini menantang pemahaman kita mengenai persepsi terhadap raga, dan mungkin bisa berkontribusi pada terapi tertentu, seperti mengobati nyeri pada mereka yang menjalani amputasi dan mengalami rasa sakit pada anggota tubuh yang hilang.

Apakah teknologi VR hanya untuk bersenang-senang? Tentu tidak. Menurut para ilmuwan, pemahaman tentang kepemilikan tubuh tak kasat mata di dunia maya bisa diterapkan untuk psikologi, misalnya mengurangi kecemasan sosial.

Apa itu Virtual Realty?

Virtual Reality (VR) bukanlah merupakan sebuah masker atau helm yang digunakan Darth Vader di film Star Wars, VR adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan objek imajinasi dengan menggunakan komputer dan membawa kita ke dalam suasana 3 Dimensi yang seolah-olah nyata.

Kita pernah menonton film 3 Dimensi dengan bantuan kacamata khusus, bukan? Apa yang kita lihat dengan kacamata khusus itu? Ya, gambar yang ditampilkan di layar akan terasa dekat di depan mata kita. Pengalaman itu tentu berbeda ketika kita hanya menonton film biasa di komputer atau televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun