Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspadai Lansia yang Sudah Masuk Tahap Pra-Demensia

5 Agustus 2018   04:44 Diperbarui: 5 Agustus 2018   04:43 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
waspadai pasien yang sudah pada titik MCI (dementia.org)

"Setidaknya fungsi luhur memiliki dua peran penting yaitu pertama sebagai pemusatan perhatian, sering disebut konsentrasi. Jika kita dapat mempertahankan perhatian dalam waktu lama namanya kecerdasan," papar Dr. Gea.

Fungsi luhur yang kedua yaitu daya ingat atau memori. Dalam hal ini ada memori jangka pendek dan jangka panjang, lalu ada orientasi dan persepsi, ada merasa dan fungsi eksekusi atau pengambilan keputusan. Misalnya saat mengendarai mobil, kita tahu kapan harus berjalan cepat dan kapan harus berhenti.

Nah, demensia ditandai dengan penurunan atau kemunduran fungsi luhur, tidak harus pada memori, bisa juga pada aspek-aspek yang lain, disertai gangguan aktivitas keseharian. Tidak semua lupa itu demensia, sebaliknya tidak semua orang demensia itu keluhan utamanya lupa.

"Demensia tidak hanya terkait dengan daya ingat, tetapi juga terkait dengan attention, fungsi bahasa, dan fungsi kognitif dan disertai gangguan fungsional, dan gangguan perilaku, terutama pada demensia yang sudah tahap lanjut. Jadi jangan heran bila lansia yang demensia cenderung curiga dan sering menuduh," ungkap Dr. Gea.

Dr. Yuda menyebutkan gejala khas dari demensia yang perlu diwaspadai, keluhan lupa yang lebih dari sebelumnya. Demensia bisa menyerang usia berapa pun, namun yang tersering tentu saja usia lanjut di atas 65 tahun.

Untuk penegakan kondisinya, awalnya lakukan skrining dengan pemeriksaan psikometrik terstruktur menggunakan alat skrining sederhana. Namun bila sudah dicurigai ada baiknya konsultasi dengan dokter terdekat.

Dr. Gea menyebutkan demensia Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling banyak diderita masyarakat. Setelah itu demensia vaskular, contohnya pasien-pasien yang mendadak pikun setelah kena stroke gangguan pembuluh darah, setelah kena diabetes, juga setelah kena hipertensi.

Menurut Dr. Gea, semua orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan daya ingatnya seiring pertambahan usia.

Namun, tentu diharapkan jangan sampai penurunannya lebih besar dibandingkan kondisi normal. Pasien yang terus-menerus menurun fungsinya bisa sampai pada titik Mild Cognitive Impairment (MCI) atau pra-demensia.

"Inilah titik krusial yang harus dideteksi baik oleh tenaga medis di pelayanan primer maupun di pelayanan rujukan atau RS. Termasuk juga oleh pasien sendiri, keluarga atau masyarakat. Karena kalau bisa dideteksi di tahap MCI ini, sejatinya bisa dicegah jangan sampai masuk ke demensia, dan pasien bisa kembali normal," tandas Gea.

Ia mengingatkan bahwa kalau sudah masuk demensia alzheimer, sampai sekarang belum ada obatnya. Obat yang ada saat ini tidak bisa menyembuhkan hanya memperlambat demensia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun