Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelas

30 November 2022   19:45 Diperbarui: 30 November 2022   19:52 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak-anak belajar di alam terbuka (pixabay.com)

Bel berbunyi begitu nyaringnya. Ragam rasa yang dialami seluruh warga sekolah. Ada yang mengeluh karena jam pertama yang tidak disuka. Ada yang bersuka ria karena pelajaran pertama bukan di kelas. Alias olahraga atau Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). anak-anak berlarian ke lapangan. Padahal hari itu materinya tentang menjaga kesehatan mental. Teori yang mana mayoritas anak-anak cenderung tidak menarik. Karena sejatinya pelajaran olahraga itu berada di lapangan. Maka sang guru juga tidak sanggup membendung anak-anak untuk tetap di kelas. Mereka sudah terlanjur berbaju olahraga dan berlarian ke lapangan. 

Pak Mus guru olahraga itu ternyata tidak menyadari bahwa dia mengenakan pakaian olahraga dan berkalung pluit, plus topi. Sudah seperti pelatih sepak bola saja. Asal anak-anak senang, gembira, dan tidak ada yang tidur di kelas. Tidur saat pelajaran olahraga? Kalau ada, nerarti ada yang tidak beres dengan murid itu.

Pak Mus panggilannya. Pria paruh baya yang sudah lama mengajar di SD Cemara ini, memiliki motto yang dipopulerkan Ki Hadjar Dewantara: "Semua ruang adalah kelas." maka pelajaran olahraga yang di ruang terbuka tetap dianggap kelas bagi beliau. Kelas yang lebih luas dan lebih menyenangkan. 

Anak-anak ada yang kejar-kejaran  di pinggiran lapangan yang berukuran cukup luas. Lapangan sekolah multifungsi. Sudah ada jalur untuk main bulutangkis, dan futsal. Pak Mus meniup pluit dan anak-anak berkumpul. Anak kelas 5 SD yang tidak terlihat jauh berbeda dengan anak kelas 6 SD. 

"Oke coba itu bentuk lingkaran besar ya." 

Anak-anak mengikuti instruksi, sehingga posisi pak Mus berada di tengah-tengah lingkaran buatan anak-anak. Lalu memberi aba-aba untuk melakukan gerakan peregangan sebelum memulai permainan beregu. Permainan bola kecil yaitu kasti. Dengan tongkat pemukul kayu dan bola yang digunakan bola tenis. Tanpa tongkat kayu pun masih bisa memainkan kasti. Dengan tangan. Memukulnya dengan pertengahan jari tangan yang membentuk tinju. 

"Oke mulai bagi dua tim, masing-masing 15 ya." Bapak pilih aja kapten  timnya."

"Akbar dan Lisa, ayo pilih anggotanya masing-masing ya, priiiiit!"

Suara pluit yang memekakkan telinga kalau berada di depan pak Mus langsung. Maka beberapa anak-anak yang kebetulan berada di depan pak Mus otomatis menjahkan diri sambil meringis campur tawa.

Tim Akbar memulai permainan, sementara tim Lisa menjaga lapangan di pos masing-masing. Ada enam pos jaga. Mereka bersiap untuk menangkap bola yang nantinya di pukul lalu mengoper ke tiap-tiap pos untuk menyentuhkan bolanya kepada pemukul untuk mendapat poin dan berganti posisi. Cukup seru permainan ini. Semua murid antusias. Sampai-sampai Pak Mus pun ingin turun ke lapangan. "Lari-lari!" ayo jangan sampai kena bola!" Pak Mus semangat menyemangati anak-anak. Semua aktif berlari, tertawa, teriak. Justru Pak Mus kuatir kalau anak-anak ada yang anteng diam di pojokan sambil meratapi masa lalu. Tidak, hari ini, mereka semua bersemangat. Begitulah anak-anak. Pak Mus selalu mengingatkan tanpa bosan-bosan untuk menjaga kesehatan dan banyak bergerak.

Tim Akbar saat ini unggul, sudah tujuh pemainnya berhasil melewati base lawan dengan gerakan lincah, dari segi larinya, bagaimana cara menghindarnya. Tidak jarang ada saja gerakan lucu yang membuat tim lawan pun tertawa dengan cara-cara anak-anak menghindar terkena bola. Semua sportif. Ini menjadi tujuan Pak Mus agar anak-anak sedari dini diajarkan untuk mempunyai sikap mental positif dan sportif. Tidaj hanya dalam olahraga tapi dalam segala hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun