Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Guru Galau

15 November 2022   21:29 Diperbarui: 15 November 2022   21:59 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Yang terbaik dari yang terbaik, selalu ada kemungkinan gagal. Jadi, penting bagi kamu untuk benar-benar menyukai apa pun yang kamu lakukan. Jika kamu tidak menyukainya, hidup ini terlalu singkat. Jika kamu menyukai apa yang kamu lakukan, kamu memikirkannya bahkan ketika kamu sedang tidak bekerja. Itu adalah sesuatu yang membuat pikiran kamu tertarik. Dan jika kamu tidak menyukainya, kamu benar-benar tidak dapat membuatnya berhasil." -- Elon Musk --

Beberapa kalimat yang dilontarkan Elon Musk tiba-tiba seperti bola besi yang menghantam pikiran di dalam otakku yang rapuh ini. Aku seperti di kagetkan dan kusadari ternyata ini yang menyebabkan aku selalu merasa ada yang salah akhir-akhir ini. Ya sangat salah. Dan aku membiarkan semua ini terjadi. 

Sampai aku sedang melihat-lihat video di Youtube. Aku menemukan sebuah video tentang etika kerja Elon Musk yang tidak biasa. Bahkan cara kerja Elon yang merupakan salah satu kunci suksesnya itu, tidak dia rekomendasikan kepada orang-orang yang ingin sukses. 

Mengapa? Karena dia bekerja 85 sampai 100 jam seminggu. Kalau di rata-ratakan sekitar 14 jam sehari dia bekerja. Dua kali lipat jam kerja standar yang selama ini dunia kenal. Logika nya sederhana. Kalau ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, maka kita harus melakukan dua kali lipat dari yang orang-orang umum lakukan. Lihat apa yang terjadi terhadap perusahaannya. Tesla, Space X, Solar City, OpenAI dan ada beberapa yang akan terbit. 

Apa hubungannya dengan semua yang telah saya jelaskan di atas? Bahwa akhir-akhir ini saya lebih sibuk dengan menulis, blogging, menulis konten di blog. Saya sedang menantang diri saya sendiri untuk menulis. Walaupun selalu merasa bahwa tulisan ini belum bagus. 

Sepertinya kaku dari segi bahasanya. Alurnya tidak jelas. Setiap hari seperti itu. Tapi tetap saja tombol publikasikan atau tayangkan tetap saya klik. Responnya nanti seperti apa? Saya tidak begitu peduli. Yang penting terus menulis. 

Dan beberapa hari belakangan saya mulai membaca-baca jurnal, artikel ilmiah dalam rangka mencoba hal baru. Menulis opini isi pikiran sudah saya lakukan. Menulis cerpen, fiksi, puisi sudah dan tetap saya lakukan. Saya suka menulis fiksi walaupun pada kenyataannya tulisan saya masih didominasi oleh tulisan non fiksi. 

Seperti opini, diary ataupun jurnal. Tetap cita-cita saya menulis sebuah karya fiksi. Setidaknya kumpulan cerpen. Tinggal menambah karya-karya cerpen lebih intens lagi.

Sebagai guru. Profesi yang masih dianggap biasa di negeri ini. Padahal perkuliahan keguruan itu sangat canggih teorinya. Teori belajar yang luar biasa. Ilmu pendidikan yang begitu beragam. Dan saya bukan bagian dari itu. Saya awal mengajar tidak paham teori pedagogik. 

Binatang apa itu? Ketika pertama kali mendengarnya. Kenyataannya banyak lulusan ilmu pendidikan tidak menjadi guru atau pengajar. Karena setelah mereka lulus lalu melihat guru itu prospeknya kurang oke. Kecuali menjadi guru PNS. Namun kebanyakan anak muda sekarang tidak tertarik masuk PNS. Padahal ada banyak benefit yang bisa didapat. Seperti jaminan hari tua atau mendapat pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun