Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Santri dan Tantangan Masa Depan

21 Oktober 2022   19:15 Diperbarui: 22 Oktober 2022   05:32 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah santri mengikuti kegiatan doa Istighosah di Pondok Pesantren An-Nuqthah, Kota Tangerang, Banten, Kamis (22/10/2020) untuk memperingati Hari Santri Nasional (ANTARA FOTO/FAUZAN)

Santri, sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. 

Santri biasanya menetap di asrama sampai selesai mengikuti pendidikan. Ada yang mulai dari jenjang menengah pertama sampai menengah atas atau setara SMA. Ada juga yang mulai masuk pas SMA, tergantung minat dan kemauan santri. 

Lembaga pesantren cukup berkembang dalam satu dekade ini. Salah satu contoh daerah perkotaan yaitu Depok termasuk salah satu kota yang perkembangan pesantrennya cukup signifikan. Setiap tahun ada satu atau lebih pesantren berdiri. Ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan ini dibutuhkan masyarakat Islam. 

Menjadi santri tidak melulu diajarkan tentang pendidikan agama, tapi lebih dari itu. Pendidikan agamanya pun sangat luas. Mereka belajar bahasa Arab dan tata bahasanya yang lengkap ada ilmu alat untuk bisa memahami bahasa Arab dan Al Qur'an, ada belajar fiqih, bagaimana cara berperilaku sesuai tuntunan Islam yang benar. 

Dan santri juga belajar ilmu pengetahuan alam, sosial, seni, budaya dan pelajaran umum yang didapatkan siswa sekolah pada umumnya. Ada ekskul untuk mengembangkan minat dan bakat santri di bidang yang variatif.  Olahraga, seni musik, dan teknologi Informasi. 

Santri dididik untuk disiplin dengan daur kegiatan harian yang cukup padat. Santri belajar bagaimana hidup bersama santri lainnya dengan berbagai karakter dan latar belakang. Semacam miniatur kehidupan dari apa yang mereka jalani sehari-hari.

Santri itu berbeda dengan peserta didik lainnya yang non santri. Mereka tidak pulang ke rumah selain libur semester. Hidup jauh dari orangtua tentu berbeda. Mereka para santri dituntut untuk mandiri. 

Dalam hal misalnya bangun pagi, mengatur dirinya sendiri. Segala keperluan sekolahnya harus diatur sendiri tanpa bantuan orangtua. Ini salah satu nilai plus menjadi santri. Santri harus kuat mental dan fisiknya. 

Di zaman digital ini justru sebenarnya menjadi santri itu sebuah tantangan besar. Bagaimana tidak, rata-rata nyaris semua anak sekarang sudah kenal dunia digital. Seolah anak zaman now tidak bisa lepas dari gawai. 

Dengan masuk ke pesantren, salah satu peraturannya dilarang membawa gawai atau alat elektronik lainnya. Dan sebelum masuk pesantren, menjadi santri anak-anak seharusnya sudah tahu bagaimana hidup di bawah naungan pesantren dengan aturan yang serba ketat. Di sanalah mental para santri dilatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun