Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Cara Aman Bepergian: Naik Pesawat Terbang

20 Januari 2021   11:59 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:33 2872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun lalu saya akhirnya merasakan kembali bepergian menggunakan pesawat terbang. Nge Fly lagi kita. Ya terakhir kali naik, hampir 3 tahun yang lalu. Saat mudik ke medan dan menikah ke Aceh. 

Tepatnya Desember 2020 pertengahan saya harus menggunakan pesawat terbang karena di luar pulau jawa tujuannya: Makassar. Sebagai utusan dari yayasan untuk menghadiri acara yang diadakan salah satu kementerian. Terbang gratis namanya.

Memang naik pesawat itu menyenangkan. Karena prosesnya mulai ke bandara, check in, dan boarding. Bau avtur yang khas tiap kali memasuki pintu masuk pesawat, tidak pernah berubah. Selalu teringat saat-saat naik pesawat mulai dari kanak-kanak. Memori itu otomatis keluar begitu saja.

Namun belakangan, sejak kecelakaan pesawat lebih sering terjadi. Rasa was-was mulai terasa. Kuatir bahkan sampai gelisah. Tanpa bermaksud merendahkan maskapai lain. Saya menyikapi kecelakaan itu sebagai hal yang tidak direncanakan oleh siapapun kru pesawat tersebut. Sudah jalannya mungkin, tidak terlepas dari factor lain yang mungkin terjadi, di luar human eror.

Namun sangat manusiawi jika perasaan was-was itu hinggap sesaat dikepala. Saya tidak terlalu pedulikan itu. Berusaha untuk tidak memikirkan itu. Turbulensi adalah hal yang biasa terjadi. Hanya saja untuk pergi naik pesawat saat pandemi ini ada syarat tambahan yang harus dipenuhi. Harus tes rapid dulu. Membawa surat hasil tes untuk di validasi dengan petugas di bandara sebelum boarding. Selain itu, berjalan seperti biasanya.

Sangat normal dan wajar jika kita merasa kuatir, mengingat dalam lima tahun belakangan ini ada beberapa kecelakaan pesawat terbang yang terjadi. Namun itu tidak bisa menjadi alasan kita untuk takut terbang. Saya merasa lebih tenang setelah mengetahui atau ini sering kita dengar. Menurut data statistic penerbangan, bahwa "the safest way to travel is with airplane". Ya betul, angka kecelakaan pesawat terbang adalah yang paling rendah dibandingkan kecelakaan angkutan darat. Tidak sebanding bahkan. Dalam satu tahun bisa saja belum tentu terjadi kecelakaan transportasi di udara.    

Perjalanan kali ini saya berdua dengan rekan satu lembaga. Cuaca cerah berawan tidak ada turbulensi yang berat. Semua berjalan biasa. Begitupun pas kembali dari Makassar. Hanya tiga hari termasuk pergi dan pulang. Namanya juga perjalanan dinas. 

Setahun kemudian berjarak satu bulan, kembali dapat panggilan tugas ke kota yang sama. Saya cukup kaget. Pas setelah kejadian jatuhnya sriwijaya air sj182 lima hari lewat. Kami berangkat tanggal 14 Januarinya. Sontak perasaan panik muncul, dan berharap ada yang bisa menggantikan. Namun otak pemikir saya cukup bisa menenangkan. 

Secara logika sederhananya, kami tidak menggunakan maskapai naas tersebut, kedua rute berbeda, ketiga setelah peristiwa kecelakaan itu pastinya para kru maskapai lebih teliti lagi melakukan pengecekan mesin pesawat secara menyeluruh. Dan tingkat kewaspadaan pilot juga meningkat.

Memang kesannya berlebihan, tapi itu adalah salah satu cara saya untuk menenangkan diri agar mantap melangkah ke bandara. Dan lagi... nasib tidak ada yang tahu, jadi sebagai insan beragama maka pasrah adalah cara yang paling tepat. Tetap berdoa saja yang banyak dan nikmati perjalanan. Dan saya mengajak pembaca untuk tetap terbang. Tidak perlu takut. 

Seperti yang saya sebutkan di atas, transportasi udara masih merupakan cara aman bepergian ke luar pulau. Salah satu tips sederhana dari saya adalah menonton chanel youtuber pilot. Yang belakangan ini semakin banyak. Sebagai sarana edukasi dan hiburan juga. Agar kita yang awam ini mengerti bahwa sangat aman untuk memilih moda transportasi udara untuk travelling.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun