Mohon tunggu...
ashimuddin musa
ashimuddin musa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Jadilah orang pertama yang berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Halal Bihalal dan Mengenal Kiai Rasyad Lebih Dekat

11 Mei 2022   15:39 Diperbarui: 14 Mei 2022   06:52 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pada 9 Mei 2022 M, saya menulis sebuah artikel tentang halal bihalal yang dimuat Maarif NU Jawa Tengah. Kalau mau mengunjungi, adapun halaman redaksinya di maarifnujateng.com.

Biasanya tayang setiap hari. Libur setiap hari sabtu dan minggu. Adapun artikel yang dimuat di Redaksi tersebut dilakukan secara selektif dan ketat. Tidak dimungkiri, bahwa mereka yang menulis adalah orang hebat yang menulis dilakukan secara hati-hati dan akademik. 

Dulu, istilah halal bihalal dipopulerkan oleh Kiai Wahab Chasbullah, salah satu tokoh dan pendiri NU. Singkat ceritanya, Kiai Wahab Chasbullah ini mendapat sodoran pertanyaan dari Presiden Soekarno. Saat itu, do tubuh elite politic hampir terjadi disintegrasi. Satu sama lain saling menyalahkan. 

Pada saat yang sama, serangan dari luar (penjajahan) begitu luarbiasa. Seandainya diketahui oleh orang luar, bagaimana bingungnya Presiden Soekarno tersebut. Oleh karena itu, beliau memerlukan sebuah solusi. 

Oleh Kiai Wahab, diusulkan agar dilakukan silaturahmi. Namun, Presiden Soekarno menyarankan agar tidak menggunakan term silaturahmi. Dengan demikian agar momen silaturahmi agar segera terwujud, maka Kiai Wahab mengusulkan istilah Halal Bihalal. Sebuah istilah dengan nama berbeda, tetapi secara substansinya sama.

Berikut ceritanya. Kalau mau tau ceritanya lebih lengkap bisa baca di artikel "Memahami Makna Halalbihalal".

Kiai Rasyad

Ini adalah ceritanya sedang halal bihalal di kediaman Kiai Rasyad. Kiai Rasyad sendiri merupakan sesepuh di keluarga besar Bani Jali. Istilah Bani bisanya diambil untuk merujuk pada salah satu keturunan sesepuh. Bani dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bentuk tidak baku dari kata 'banu', yang artinya anak, anak cucu, dan keturunan. Misalnya, bani Adam, yaitu anak keturunan Nabi Adam as. 

Di mata masyarakat Madura, terkhusus di kecamatan Peragaan, beliau merupakan tokoh yang sangat spesial dan dihormati, karena kiprahnya dalam memajukan dunia pendidikan begitu signifikan. Di samping beliau termasuk dari keluarga besar yang juga memiliki latarbelakang pendidikan. Karena itu, tidak diragukan lagi jika beliau juga punya komitmen yang besar dalam membangun masyarakat yang religius untuk meningkatkan martabat bangsa. 

Di lembaga pendidikan Nurul Jali, misalnya, beliau punya kontribusi besar. Sebabnya, banyak masyarakat yang berhutang budi, karena pendidikan tertua itu telah berhasil memberikan pendidikan sebagai modal utama dalam membangun moral anak bangsa. 

Masyarakat sadar, bahwa pendidikan yang saat itu diperjuangkan telah berhasil menanamkan nilai-nilai luhur. Banyak mereka rasakan saat adanya sebuah pendidikan telah banyak mengenal nilai-nilai luhur yang terekam dalam sikap dan perilaku Kiai dan guru yang mengajarkan ilmu saat itu. 

Kejujuran yang mereka ajarkan selaras dengan yang mereka amalkan, hingga kesederhanaan hidup yang mewarnai hidup mereka. Moment halal bihalal ini adalah sebuah wahana silaturahmi yang saat ini kita kenal dengan halal bihalal, merupakan sebuah bagian penting yang harus kita tradisikan agar tidak lekang dari budaya dan kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun