Teori Etnometodologi oleh Harold Garfinkel: Analisis Percakapan pada Forum Diskusi Kelas

Untuk beberapa mata kuliah di kelas saya, sering kali dibuka sesi diskusi untuk saling bertukar pikiran maupun pendapat antar mahasiswa. Saat berdiskusi tercipta kestabilan dan keteraturan yang menunjukkan aktivitas diskusi yang dapat dianalisa, inti dari diskusi bisa diamati secara mendetail melalui interaksi percakapan didalamnya. 

Dalam analisis percakapan pun, interaksi yang dilakukan antar kelompok ini bisa menciptakan sesuatu yang baru yang belum ditemukan sebelumnya, ini karena analisis percakapan yang dimensinya percakapan sehari-hari sehingga malah menjadi metode yang dapat menyingkap sesuatu yang tak biasa namun fleksibel. 

Saat berdiskusi benar kita harus memperhatikan gaya bahaya dan penyusunan kata, namun dengan berinteraksi dengan orang sama saja kita terkadang tidak dapat mengontrol lisan kita karena bersifat spontanitas, sehingga ini disebut bahasa lisan. 

Dalam percakapan yang dituturkan menggunakan bahasa lisan, pada etnometodologi dapat menarik tujuan pokok dari penelitian itu sendiri yaitu membuka selubung kompetensi-kompetensi sosial yang menjadi dasar sebuah perilaku di dalam interaksi antar kelompok, dalam diskusi adalah pertukaran pikiran maupun pendapat oleh subjek atau yang berdiskusi. Saya menilai ini dapat masuk ke dalam varian penelitian etnometodologi analisis percakapan karena rangkaian percakapan pada forum diskusi kelas ini memenuhi lima prinsip dasarnya.

Saya mengenal teori etnometodologi dari buku karya George Ritzer-Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern dan jurnal studi komunikasi, etnometodologi sebagai pendekatan baru dalam kajian ilmu komunikasi. Etnometodologi yang saya ketahui yaitu sebuah penelitian yang mempunyai 2 varian penelitian, yaitu studi setting institusional dan analisis percakapan. 

Upaya yang telah dilakukan Garfinkel pada etnometodologi ini termasuk sebuah upaya besar dalam menengahi ketegangan, kecenderungan pada polarisasi yang terlalu mendalam pada makro dan mikro dapat ditengahi oleh etnometodologi. Jika sebelumnya realitas sosial dan interaksi sosial datang dari kekuatan dan tindakan individu, ataupun tindakan yang bersifat makro atau sistem. 

Maka etnometodologi menjelaskan bahwa realitas sosial itu terbentuk karena partisipasi individu dalam komunitas tertentu, yang dinilai keterlibatan aktor dalam sebuah aktivitas kelompok (pastisipasi anak dalam forum diskusi kelas). Jika berfokus pada setting institusi dan analisis percakapan, Garfinkel tidak hanya melihat perilaku manusia sebagai rutinitasnya, namun melihatnya sebagai sebuah pemaknaan. 

Pada setting institusional ini memperhatikan khusus pada struktur, aturan formal, dan prosedur resmi dalam mendeskripsikan subjeknya. Sedangkan varian analisis percakapan ini berisi percakapan yang tercipta saja, bukan faktor-faktor eksternal yang membatasi percakapan tersebut. 

Pada analisis percakapan juga ada 5 prinsip dasar, yaitu mengumpulkan percakapan dan menganalisis secara rinci, percakapan menjadi tujuan secara teratur, ada keteraturan struktur, kerangka percakapan fundamental, dan interaksi percakapan atas dasara tempat.

Teori etnometodologi diperkenalkan oleh Harold Garfinkel. Garfinkel dilahirkan di Newark, New Jersey, pada 29 Oktober 1917. Saat berkuliah diuniversitas Newark ia mendapatkan perkuliahan yang ia nilai sendiri berkualitas dan teoritis karena kebanyakan dari pengajarnya merupakan seorang dosen lulusan Columbia. 

Setelah lulus ia melanjutkan studinya di universitas of north carolina karena dinilainya program studi sosiologi disana memiliki orientasi yang sama dengan dirinya, disinilah Garfinkel mengenal teori sosial karya-karya Talcott Parsons.