Mohon tunggu...
Ashfahani Imanadhia
Ashfahani Imanadhia Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Medical doctor from Airlangga University, who is currently practicing at RSIA Bunda Menteng, Central Jakarta. Interested in everything about child health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai?

6 Mei 2022   13:00 Diperbarui: 7 Mei 2022   01:57 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hepatitis. Sumber: Shutterstock/Emily Frost via Kompas.com

Pada tanggal 5 April 2022 Badan Kesehatan Dunia/WHO (World Health Organization) menerima 10 laporan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya pada anak usia di bawah 10 tahun di seluruh Skotlandia Tengah. 

Selanjutnya pada 8 April 2022, 74 kasus yang sama teridentifikasi di Inggris. Telah dilakukan pemeriksaan uji laboratorium terhadap dugaan penyebab (virus hepatitis A,B,C,D,E) yang hasilnya negatif. 

Hingga 21 April 2022 setidaknya 169 kasus telah dilaporkan dari negara-negara di Eropa dan Amerika, di antaranya Inggris Raya (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (<5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Perancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1).

Laporan lanjutan terkait pertambahan jumlah kasus diprediksi masih akan berlangsung. Terlebih, pada 15 April 2022, WHO telah menerbitkan peringatan tentang kasus hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya ini. Lantas apa yang harus kita waspadai dari penyakit ini?

  1.  Apa itu "Hepatitis Akut"?
     ‘Itis’ bermakna peradangan, sedangkan ‘hepar’ artinya liver/hati, sehingga hepatitis adalah peradangan yang terjadi di organ hati. Beberapa penyebab dari proses peradangan ini antara lain infeksi atau keracunan oleh obat atau zat tertentu (intoksikasi). Agent penyebab infeksi tersering adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Ketika proses peradangan tersebut terjadi secara tiba-tiba dan cepat kita menyebutnya dengan hepatitis akut.

  2.  Berapa usia yang rentan terkena penyakit ini? 
    Hingga saat ini, berdasarkan data dari WHO, laporan kasus terjadi pada kisaran usia 1 bulan-16 tahun. Sebanyak 17 anak (sekitar 10%) membutuhkan transplantasi hati (cangkok hati) dan 1 kematian telah dilaporkan. Di Indonesia sendiri, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta telah menerima 4 kasus rujukan dari beberapa rumah sakit di area Jakarta. Tiga di antaranya dilaporkan meninggal dan masih menunggu penyelidikan kasus lebih lanjut. Ketiga pasien masing-masing berusia 10 tahun, 1 tahun, dan 8 tahun.

  3. Mengapa penyakit hepatitis akut pada anak ini dianggap tidak biasa? Apa penyebabnya?
    Adanya peningkatan kasus yang cepat dalam rentang waktu singkat dan penyebabnya yang belum diketahui membutuhkan kewaspadaan lebih. Kementerian Kesehatan sampai saat ini terus melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap, termasuk penyelidikan epidemiologi untuk mencari lebih lanjut penyebab penyakit ini.

  4. Gejala dan tanda apa yang harus diwaspadai?
    Berikut beberapa gejala yang menandakan bahwa sebaiknya anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat, yakni:
    - Perubahan warna kuning pada mata atau kulit
    - Mual/muntah
    - Diare akut
    - Nyeri perut akut
    - Lemas/lesu/hilang nafsu makan
    - Penurunan kesadaran/kejang
    - Nyeri sendi/otot

    Selanjutnya, di faskes dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium untuk memeriksa fungsi hati. Bila ditemukan tanda peningkatan kadar fungsi hati (ALT/SGPT dan AST/SGOT >500 U/L) maka pemeriksaan lanjutan lanjutan lain adalah mencari kemungkinan infeksi virus hepatitis A,B,C,D,E atau Adenovirus.

  5. Lalu, pencegahan apa yang dapat dilakukan saat ini?
    Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, Prof.Dr.dr.Hanifah Oswari, Sp.A (K) yang merupakan guru besar di ilmu kesehatan anak divisi gastrohepatologi RSCM FK UI menyebutkan adanya dugaan awal penyebab oleh virus Adenovirus, SARS CoV-2, ABV dll. Sejumlah virus tersebut utamanya menyerang saluran pencernaan dan pernafasan, sehingga orang tua dianjurkan untuk waspada dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan.

    Untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernafasan dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti:
    - Mengurangi mobilitas (bepergian)
    - Memakai masker, utamanya saat bepergian
    - Jaga jarak dengan orang lain/hindari keramaian atau kerumunan
    Sedangkan untuk mencegah penularan melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan:
    - Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun
    - Memastikan makanan dalam kondisi matang dan bersih
    - Tidak bergantian alat makan dengan orang lain
    - Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
    - Menghindarkan anak kontak dengan orang sakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun