Mohon tunggu...
Ashfahani Imanadhia
Ashfahani Imanadhia Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Medical doctor from Airlangga University, who is currently practicing at RSIA Bunda Menteng, Central Jakarta. Interested in everything about child health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Imunisasi Dasar Lengkap, Bekal Anak Memulai PTM

13 Desember 2021   15:30 Diperbarui: 13 Desember 2021   15:38 3598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejalan dengan percepatan vaksinasi anak, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengizinkan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Juli 2021. Langkah ini diambil dengan pertimbangan imunisasi yang telah dimulai pada usia 12 tahun keatas dan dewasa, turunnya kasus Covid-19 di beberapa wilayah, dan sekolah yang telah ditutup selama 1 tahun. 

Kebijakan penutupan sekolah saat pandemi membawa konsekuensi berkurangnya kegiatan aktivitas fisik diluar, isolasi sosial, kesehatan mental, termasuk kesempatan anak mendapat program layanan kesehatan rutin di sekolah. Namun, membuka kembali sekolah dan melangsungkan pembelajaran tatap muka tentu bukan tanpa resiko.

Selain penerapan protokol kesehatan yang ketat, imunisasi perlu dilengkapi sebelum anak memulai kembali pembelajaran tatap muka. Sekolah menjadi tempat ideal untuk penularan penyakit sehingga anak perlu memiliki imunitas atau kekebalan yang cukup. Sejak Pandemi Covid-19, beberapa layanan kesehatan mengalami gangguan, tidak terkecuali layanan imunisasi.

Berdasarkan data laporan imunisasi rutin Bulan Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap di Jakarta baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. Sementara sejumlah daerah lain dengan cakupan imunisasi sudah diatas 60%. 

Bila cakupan imunisasi rendah dan tidak merata di seluruh wilayah maka kekebalan kelompok (herd immunity) tidak akan tercapai, artinya akan timbul kelompok orang yang rentan atau tidak kebal terhadap suatu penyakit. Sementara untuk mencapai kekebalan kelompok dibutuhkan capaian cakupan imunisasi minimal 95% secara merata di seluruh wilayah. 

Melalui upaya imunisasi, kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi (PD3I) bisa diturunkan. PD3I di Indonesia adalah Tuberkulosis (BCG), Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis, Campak, dan Rubela. 

Menurunnya cakupan imunisasi selama pandemi Covid-19 berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau outbreak. Cakupan imunisasi yang menurun antara lain disebabkan ketakutan orangtua untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan, kurangnya pengetahuan terkait imunisasi, beberapa fasilitas kesehatan yang ditutup karena fokus pelayanan terbagi dengan penanggulangan Covid-19, termasuk kelangkaan alat pelindung diri. 

Oleh karena itu masyarakat terutama orangtua diharapkan dapat memperhatikan kelengkapan imunisasi yang diperoleh anak dan aktif mencari informasi. Beberapa langkah berikut dapat menjadi pertimbangan saat akan melakukan imunisasi pada anak:

  1. Memilih fasilitas kesehatan yang menerapkan protokol kesehatan dengan baik (tersedia fasilitas mencuci tangan, jarak antara meja petugas dan orangtua atau antar kursi penunggu 1-2 meter, memisahkan poli layanan imunisasi dengan dewasa/anak sakit, bila perlu tempat terbuka);
  2. Mengatur jadwal kedatangan agar tidak berkumpul dengan banyak orang terlalu lama;
  3. Menggunakan masker baik untuk ibu maupun anak sejak keluar dari rumah;
  4. Menerapkan physical distancing (menjaga jarak) dengan orang lain, bila mungkin cegah anak berlari-larian;
  5. Memiliki buku catatan jadwal imunisasi anak dan tanyakan  semua informasi terkait imunisasi pada ahlinya (melalui konsultasi dengan dokter).

Anak harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bahkan ditambah dengan imunisasi lanjutan agar kekebalan yang dicapai lebih optimal. Pemberian imunisasi dasar yang wajib pada anak adalah:

  • Usia 0 bulan: Vaksin Hepatitis B 0+OPV 0 (oral polio vaccine)
  • Usia 1 bulan: Vaksin BCG
  • Usia 2 bulan: Vaksin DPT+Hepatitis B+Hib (Pentavalent 1)+OPV 1
  • Usia 3 bulan: Vaksin Pentavalent 2+OPV2
  • Usia 4 bulan: Vaksin Pentavalent 3+OPV 3+IPV
  • Usia 9 bulan: Vaksin MR 1 (campak)
  • Usia 18 bulan: Vaksin Pentavalent 4+OPV 4+MR 2

Saat ini telah ada vaksin hexavalent yang bisa menggantikan vaksin pentavalent + OPV. Vaksin heksavalent berisi gabungan vaksin pentavalent dan IPV (vaksin polio inaktif) yang dapat diberikan dalam satu kali suntikan.

Untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi salah satu strategi yang dilakukan adalah pemberian imunisasi ganda (multiple injection), artinya dalam satu kali kunjungan diberikan lebih dari satu jenis imunisasi dengan tujuan mempercepat perlindungan kepada anak, meningkatkan efisiensi pelayanan, dan orang tua tidak perlu berulang kali mengunjungi fasilitas kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun